Ditanya soal Harga Saham dan Jumlah Investor, Ini Jawaban BREN
BEI meminta penjelasan kepada PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terkait penurunan jumlah investor dan kenaikan harga saham perseroan.
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terkait penurunan jumlah investor dan volume transaksi perdagangan saham BREN, termasuk kenaikan harga sahamnya.
Dalam surat yang dilayangkan kepada manajemen BREN, Bursa mempertanyakan volume transaksi perdagangan saham perseroan yang mengalami penurunan. Namun, harga saham BREN justru naik.
"Menurunnya volume transaksi perdagangan perseroan tanpa disertai dengan penurunan harga, menurut perkiraan kami disebabkan karena sektor usaha di bidang energi baru terbarukan merupakan sektor yang sedang mendapat perhatian luas secara global dan sangat diminati," ungkap Direktur dan Corporate Secretary BREN, Merly dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (28/5).
Faktor lainnya, sambung dia, karena saat ini, tidak banyak saham di sektor usaha energi terbarukan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yang dapat memberikan pilihan kepada investor yang ingin berinvestasi di sektor energi terbarukan.
"Selain itu, keinginan investor untuk memegang saham perseroan dalam jangka panjang, termasuk yang disebabkan oleh adanya kewajiban kepada institusi atau industri tertentu untuk memiliki portofolio investasi di sektor renewables energy," jelas Merly.
Dia juga menyebut, peningkatan harga dan volume transaksi yang terjadi dalam dua bulan terakhir disinyalir akibat masuknya saham perseroan ke dalam S&P Global Clean Energy Index & iShares Clean Energy pada 19 April 2024, di mana terdapat inflow dari ETF sebesar USD75 juta atau sekira 150 juta saham.
"Kepemilikan ETF mengalami peningkatan sampai dengan sekira 187 juta saham pada 20 Mei 2024," ujarnya.
Dari data RTI Business, volume transaksi saham BREN dalam tiga hari perdagangan pekan lalu memang tercatat menurun. Dari 20,23 juta saham pada 20 Mei 2024, kemudian 18,01 juta saham di perdagangan 21 Mei, dan pada 22 Mei sebanyak 14,43 juta saham.
Sementara harga saham BREN mengalami kenaikan 2,09 persen pada perdagangan 20 Mei, menguat 1,59 persen di 21 Mei, dan naik lagi 0,90 persen di perdagangan 22 Mei.
Dalam tiga bulan, saham emiten Prajogo Pangestu itu sudah melesat 127,27 persen dan 145,63 persen dalam enam bulan. Secara year to date, melonjak 50,50 persen.
BEI juga meminta penjelasan soal jumlah investor BREN yang mengalami penurunan, dari sebelumnya 20.249 investor per 31 Maret 2024 menjadi 11.995 investor per 30 April 2024.
Merly menambahkan, berdasarkan data pemegang saham perseroan, sebagian besar penurunan jumlah investor tersebut terjadi pada investor ritel yang kemungkinan melakukan aksi profit taking ketika terjadi peningkatan harga saham perseroan. Hal ini tercermin juga dari jumlah kepemilikan saham oleh investor institusional yang terus melakukan akumulasi.
Dari data yang diungkap perseroan, jumlah investor ritel domestik dan asing yang menggenggam saham BREN tercatat masing-masing 19.990 dan 121 investor per 31 Maret 2024. Namun turun menjadi 11.768 dan 114 investor per 30 April ini.
"Menurut perkiraan kami, kondisi ini terjadi khususnya berkaitan dengan naiknya harga saham akibat masuknya perseroan ke dalam S&P Global Clean Energy Index & iShares Clean Energy pada 19 April 2024," papar Merly.
Perseroan, diakuinya, akan melakukan berbagai cara untuk menarik minat investor ritel membeli saham BREN. Merly menyebut, perseroan akan meningkatkan edukasi dan pengkinian informasi kepada pemegang saham melalui cara melakukan update kuartalan (earnings call)atas penerbitan laporan keuangan.
Juga meningkatkan jumlah sekuritas yang melakukan coverage atas perseroan; melakukan pertemuan rutin dengan para analyst yang menerbitkan research report; melakukan paparan publik setidaknya satu kali dalam setahun untuk menyampaikan update terkini mengenai kinerja perseroan.
"Melakukan publikasi atas informasi penting dan material yang dilakukan perseroan; terlibat aktif di dalam berbagai forum diskusi, baik di tingkat lokal maupun global, khususnya yang berkaitan dengan renewables energy," pungkas Merly.
Sekadar informasi, saham BREN saat ini masih disuspensi BEI sejak perdagangan Senin (27/5) akibat terjadi lonjakan harga saham signifikan.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham BREN di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan 27 Mei 2024 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut," tulis pengumuman BEI.
(FAY)