Ditopang Penjualan Uap dan Listrik, PGEO Cetak Laba Rp1,13 Triliun di Semester I
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengantongi laba bersih sebesar USD68,95 juta atau Rp1,13 triliun di semester I-2025.
IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengantongi laba bersih sebesar USD68,95 juta atau Rp1,13 triliun di semester I-2025.
Angka ini turun 28,37 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD96,27 juta.
Sejalan dengan laba, pendapatan perseroan juga tumbuh 0,53 persen menjadi USD204,85 juta atau Rp3,36 triliun, dari sebelumnya sebesar USD203,76 juta.
Secara rinci, penjualan uap dan listrik tercatat sebesar USD195,62 juta dan production allowances tercatat sebesar USD9,22 juta.
“Kinerja PGEO berada pada jalur yang sehat. Ini menandakan fundamental keuangan perseroan yang kuat, didorong oleh produksi yang melebihi proyeksi awal,” ucap Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio dalam keterangan resminya pada Selasa (29/7/2025).
Yurizki mengatakan, penguatan kinerja bisnis PGEO menandakan bahwa panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang memiliki peran strategis dalam usaha pemerintah Indonesia mendorong transisi energi.
Meski tantangan geopolitik dan ekonomi global memengaruhi aspek pendanaan proyek dan biaya operasional, kata Yurizki, perseroan tetap mencatatkan kinerja operasional yang solid.
Produksi energi pada kuartal ini tercatat melebihi proyeksi awal, yang turut mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan.
“Net profit perusahaan masih tetap sehat, dan EBITDA margin kami terjaga di atas 80%, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas dalam mengelola aset dan operasional,” katanya.
Selain itu, optimisme terhadap pencapaian target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang PGEO yang dikelola mandiri didukung oleh sejumlah proyek kunci yang tengah digarap, di antaranya pengembangan Hululais Unit 1 & 2 (110 megawatt/MW), proyek-proyek cogeneration dengan total kapasitas 230 MW.
Kemudian eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang diresmikan Presiden Prabowo pada Juni lalu.
Ditambah lagi, beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 pada akhir Juni lalu menambah pasokan listrik sebesar 55 MW ke jaringan nasional, yang akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun.
(DESI ANGRIANI)