Ditopang Proyek IKN, Pondasi Perkasa (BDKR) Bidik Kenaikan Laba 51 Persen
PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) membidik laba bersih sebesar Rp99 miliar hingga akhir 2023.
IDXChannel - PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) membidik laba bersih sebesar Rp99 miliar hingga akhir 2023. Target tersebut naik 51,53% dari laba hingga akhir 2022 lalu yang sebesar Rp65,32 miliar.
Perseroan juga menargetkan pertumbuhan pendapatan naik 14,56% menjadi Rp546,60 miliar dari sebelumnya Rp477,12 miliar. Adapun kenaikan target tersebut ditopang oleh dua proyek perseroan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan nilai investasi berkisar Rp40 miliar.
“Proyek IKN itu merupakan salah satu katalis kami untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi,” kata Direktur BDKR, Tan Franciscus saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/3/2023).
Selain berfokus untuk menggarap proyek di IKN, perseroan juga akan mengembangkan usaha ke berbagai sektor seperti pertambangan dan pembangunan smelter, energi baru terbarukan (EBT), sektor industri dan petrokimia.
“Sebenarnya kami gak perlu fokus hanya ke satu sektor, tapi memang sektor yang menjanjikan adalah pertambangan, pembangunan smelter, dan EBT. Kami juga sudah selesaikan pondasi Freeport Smelter Gresik,” ungkap Tan.
Di samping itu, tahun ini perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp10 miliar hingga Rp15 miliar. Keseluruhan anggaran belanja modal tersebut akan digunakan untuk membeli alat berat.
Sebagai informasi, Berdikari Pondasi Perkasa resmi melantai di BEI hari ini (3/3/2023). Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) ini, perseroan menawarkan sebanyak 706,10 juta saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak 353,05 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebesar 8,82% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor dengan harga pelaksanaan Rp500.
Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi ini akan menggunakan dana hasil IPO untuk kebutuhan modal kerja perseroan antara lain, gaji dan tunjangan karyawan, pembelian perlengkapan proyek, biaya langsung, solar, oli dan aki, pembelian suku cadang atau spare part, pembayaran premi asuransi untuk alat berat dan proyek, biaya operasional.
(DES)