MARKET NEWS

Ditopang Sentimen Eksternal, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.656 per USD

Anggie Ariesta 25/11/2025 15:46 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (25/11/2025).

Ditopang Sentimen Eksternal, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.656 per USD. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (25/11/2025). Mata uang Garuda naik 42 poin atau sekitar 0,25 persen ke level Rp16.656 per USD.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan rupiah lebih dominan ditopang sentimen eksternal, di mana pelaku pasar tampaknya yakin Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember seiring terus dibukanya data ekonomi AS.

"Hal tersebut terlihat dari komentar dovish para pejabat Federal Reserve yang meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember," tulis Ibrahim dalam risetnya.

Terbaru, komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller yang mendukung penurunan suku bunga di Desember, senada dengan komentar dari Presiden Fed New York, John Williams, yang mengatakan bahwa penurunan suku bunga di Desember dimungkinkan karena pasar tenaga kerja yang melemah.

Menurut perangkat CME FedWatch, pasar sekarang memperkirakan peluang hampir 80 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga seperempat poin bulan depan, naik dari 30 persen sebelum pernyataan mereka.

Saat ini Pelaku pasar bersiap untuk data ekonomi AS terbaru untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Indeks Harga Produsen (IHP) AS diperkirakan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3 persen MoM pada bulan September, sementara penjualan ritel diproyeksikan menunjukkan peningkatan sebesar 0,4 persen MoM selama periode yang sama.

Selain itu, AS dan Ukraina terlihat bekerja sama dalam kesepakatan damai dengan Rusia. Para pejabat AS dan Ukraina terlihat bekerja sama untuk menyusun rencana komprehensif guna mengakhiri perang tersebut.

Dari domestik, Presiden Prabowo Subianto berharap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2027 atau 2028 tidak lagi defisit. 

Dengan begitu, pendapatan dan belanja negara seimbang atau bahkan pendapatan lebih besar daripada belanja. Keinginan tersebut diungkapkan Prabowo saat menyampaikan nota keuangan dalam Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025.

Dalam nota keuangan tersebut, menyampaikan target defisit APBN 2026 sebesar 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB). Artinya, butuh waktu setahun untuk menekan defisit dari 2,48 persen menjadi nol.

Namun, alih-alih turun, Kementerian Keuangan pada September 2025 mengerek target defisit tahun depan dari rancangan awal 2,48 persen menjadi 2,68 persen. Kenaikan tersebut pun disetujui DPR lewat pengesahan Undang-Undang APBN 2026. 

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.650 - Rp16.700 per USD.

(NIA DEVIYANA)

SHARE