Dolar AS Menguat di Tengah Pemangkasan Ekonomi Eropa
Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap euro pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).
IDXChannel - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap euro pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan yang memburuk untuk kawasan zona euro, tetapi melemah terhadap safe-haven yen karena kekhawatiran baru atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Dikutip Antaranews, pada Jumat (8/2), Komisi Eropa memangkas dengan tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dan berikutnya, karena pihaknya memperkirakan negara-negara terbesar blok tersebut akan tertahan oleh ketegangan perdagangan global dan tantangan-tantangan domestik.
Euro 0,11% lebih rendah terhadap greenback, merupakan penurunan sesi keempat berturut-turut. Euro juga turun di awal sesi setelah produksi industri Jerman secara tak terduga jatuh pada Desember.
Sementara itu, ketegangan perdagangan global dan meningkatnya utang publik mempercepat perlambatan di negara-negara terbesar di blok itu, mempersulit rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga tahun ini dan melemahkan mata uang tunggal.
“Laporan ini pada dasarnya hanya menguraikan apa yang sekarang diketahui oleh semua orang, bahwa ada perlambatan yang nyata,” kata Alfonso Esparza, analis mata uang senior di OANDA di Toronto.
“Semuanya menjadi semacam penggabungan dalam narasi ini bahwa bank sentral mungkin tidak akan melakukan apa pun untuk sisa tahun ini,” katanya.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback versus euro, yen, pound Inggris dan tiga mata uang utama lainnya, naik 0,12% menjadi 96,505, kenaikan untuk sesi keenam berturut-turut.
Kenaikan dolar AS baru-baru ini terjadi, meskipun Federal Reserve berubah menjadi dovish tentang suku bunga pada minggu lalu.
Greenback sedikit melemah di tengah berita Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak mungkin bertemu sebelum tenggat waktu 1 Maret yang ditetapkan oleh pemerintah mereka untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
Terhadap yen, yang cenderung menguntungkan selama tekanan geopolitik atau finansial karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia, greenback turun 0,11%. (*)