Dolar AS Menguat, Investor Optimis Prospek Greenback
Dolar AS menguat pada penutupan perdagangan Kamis waktu Newyork (15/7/2021).
IDXChannel - Dolar AS menguat pada penutupan perdagangan Kamis waktu Newyork (15/7/2021) atau Jumat (16/7/2021) pagi WIB. Penguatan ini memulihkan sebagian besar kerugian di sesi sebelumnya setelah Chairman Federal Reserve mengatakan kepada Kongres bahwa dia melihat tidak perlu terburu-buru untuk beralih ke kebijakan moneter yang lebih ketat.
Berdasarkan laporan Reuters dan Xinhua, Indeks Dolar (Indeks DXY) yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,2% menjadi 92,603. Indeks tersebut jatuh serendahnya 92,272 di awal sesi.
Indeks DXY menguat dalam beberapa pekan terakhir karena investor menjadi lebih optimistis tentang prospek greenback, didorong penilaian ekonomi Amerika Serikat yang semakin kuat oleh The Fed, yang memajukan kerangka waktu kapan akan menaikkan suku bunga berikutnya.
Poundsterling hampir datar terhadap dolar AS setelah pembuat kebijakan Bank of England, Michael Saunders, mengatakan bank sentral dapat memutuskan untuk menghentikan program pembelian obligasi lebih awal karena kenaikan tajam yang tak terduga dalam inflasi.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi USD1,1806 dari USD1,1830 di sesi sebelumnya, dan pound melemah jadi USD1,3810 dari USD1,3852. Dolar Australia menyusut ke posisi USD0,7418 dari USD0,7477.
Dolar AS dibeli 109,81 yen, lebih rendah dari 110,00 yen di sesi sebelumnya. Sementara, greenback meningkat jadi 0,9180 franc Swiss dari 0,9146 franc Swiss, dan melesat menjadi 1,2608 dolar Kanada dari 1,2508 dolar Kanada.
Rabu kemarin, Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan dia yakin kenaikan harga baru-baru ini terkait dengan pembukaan kembali pasca-pandemi negara itu dan akan memudar. The Fed harus tetap fokus untuk membuat sebanyak mungkin orang kembali bekerja.
"Tentu saja ada suara yang berbeda di FOMC tetapi posisi Chairman tampaknya cukup jelas; diskusi dan keputusan tapering tidak akan terjadi sampai akhir tahun ini," ujar Shaun Osborne, Chief FX Strategist di Scotiabank.
Powell menghadapi rentetan pertanyaan tentang inflasi dan regulasi perbankan dalam dengar pendapat di hadapan Komite Perbankan Senat. Masalah ini kemungkinan besar menjadi penghambat kemungkinan pencalonannya kembali untuk posisi puncak The Fed. (TIA)