Dorong Likuiditas, INPP Ungkap Rencana Rights Issue
PT Indonesia Paradise Property Tbk atau Paradise Indonesia (INPP) berencana melakukan rights issue dalam 1–2 tahun mendatang.
IDXChannel - PT Indonesia Paradise Property Tbk atau Paradise Indonesia (INPP) berencana melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dalam 1–2 tahun mendatang.
Direktur Utama INPP, Anthony Prabowo Susilo mengatakan, langkah ini akan diambil ketika kondisi pasar dinilai tepat untuk menambah jumlah saham publik dan meningkatkan likuiditas di bursa. Dia menyebut perseroan memiliki berbagai opsi pendanaan untuk mendukung pertumbuhan, baik secara organik maupun anorganik.
"Selama ini kami memiliki dua cara fundraising. Namun, saya merindukan cara ketiga, yaitu rights issue. Salah satu mandat saya adalah meningkatkan likuiditas di pasar," ujarnya dalam acara THE FUNDAMENTALS yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi IDXChannel, Masirom, Rabu (13/8/2025).
Anthony menjelaskan, saat ini porsi kepemilikan saham publik INPP berada di kisaran 18 persen, sehingga dinilai masih terdapat ruang yang cukup besar untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham masyarakat.
"Memang dalam 1-2 tahun ke depan ada rencana rights issue di saat market (pasar) yang tepat, atau animonya pas, untuk kita menambahkan public shares lewat rights issue," katanya.
Lebih lanjut, dia menilai prospek sektor properti di Indonesia masih sangat menjanjikan. Berbeda dengan negara-negara besar yang menghadapi penurunan populasi, Indonesia memiliki permintaan hunian yang terus tumbuh seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk.
"Jadi selama kita masih berkembang, secara ekonomi, populasi, properti tinggal mengikuti saja. Government itu tidak perlu terlalu banyak intervensi asal mereka meliberalisasi sedikit saja sudah bisa jalan sendiri," ujarnya.
Anthony menambahkan, perseroan juga menargetkan peningkatan kontribusi pendapatan dari penjualan properti hingga 20–30 persen dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang. Saat ini kontribusi pendapatan masih sekitar 90 persen berasal dari pendapatan berulang (recurring income) sektor hotel dan ritel.
"Harapan kami, dalam 5-10 tahun ke depan, properti sales (penjualan properti) bisa berkontribusi 20-30 persen dari total pendapatan, sementara sekitar 70 persen tetap berasal dari recurring income) hotel dan ritel," kata Anthony.
(Rahmat Fiansyah)