Dorong Pengusaha Muda Maksimalkan Pendanaan di Pasar Modal, Begini Strategi HIPMI Jaya
Basnom Capital Market & IPO diharapkan sebagai jembatan komunikasi dan kolaborasi strategis antara pelaku usaha anggota HIPMI Jaya dan ekosistem pasar modal.
IDXChannel - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI Jaya) terus mendorong para anggotanya yang notabene dari kalangan pengusaha untuk dapat memaksimalkan opsi pendanaan dari industri pasar modal nasional.
Dorongan tersebut diwujudkan dengan membentuk Badan Semi Otonom (BASNOM) Capital Market & IPO HIPMI Jaya, yang diharapkan dapat menjadi jembatan sekaligus sarana bagi para anggota HIPMI Jaya untuk memahami seluk-beluk industri pasar modal secara lebih mendalam.
"Sebagai organisasi pengusaha, HIPMI Jaya melihat pasar modal bukan hanya sebagai sarana pendanaan, tapi juga sebagai instrumen peningkatan tata kelola dan valuasi perusahaan," ujar Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Jaya, Ryan Haroen, dalam keterangan resminya, Sabtu (6/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Ryan berkaitan dengan prosesi peresmian Ketua dan Pengurus Basnom Capital Market & IPO HIPMI Jaya, yang turut menghadirkan Former Direktur Utama Bursa Efek Indonesia sekaligus Member Badan Supervisi OJK Tito Sulistio, Managing Partner BDO Indonesia Indra Sri Widodo, serta sejumlah tokoh penting dari ekosistem pasar modal nasional lainnya.
Menurut Ryan, hadirnya Basnom Capital Market & IPO HIPMI Jaya diharapkan dapat berperan sebagai jembatan komunikasi dan kolaborasi strategis antara pelaku usaha anggota HIPMI Jaya dan ekosistem pasar modal.
"Dengan adanya Basnom ini, kami berharap dapat mengubah potensi menjadi valuasi, serta mendampingi para pengusaha HIPMI Jaya untuk melantai di bursa, serta memanfaatkan berbagai skema pendanaan hingga tahap pra-IPO. Karena saya lihat banyak anggota yang produknya sudah bagus, pendapatannya sudah tumbuh, tapi belum ada guidance yang terstruktur," ujar Ryan.
Sementara, Tito Sulistio dalam materi yang disampaikan secara khusus menekankan peran strategis pasar modal terhadap perekonomian.
"Pasar modal itu barometer ekspektasi masa depan. Maka biasanya dia naik sebelum naiknya perekonomian, dan turun sebelum mengantisipasi pelemahan yang terjadi," ujar Tito, dalam kesempatan yang sama.
Di lain pihak, Ketua BASNOM Capital Market & IPO HIPMI Jaya, Karaeng Raja Adjie, menekankan bahwa perusahaan tertutup maupun terbuka adalah kendaraan investasi dan pasar modal merupakan industri yang memimpin perubahan.
Menurut Karaeng, keberadaan sektor finansial dan sektor riil tidak perlu didikotomikan. Ketika seorang pengusaha memiliki exposure di pasar modal dan membaca tren ekonomi makro, maka hal tersebut dapat menjadi fondasi strategis di masa mendatang.
"Mayoritas pengusaha HIPMI Jaya yang bergerak di sektor riil perlu menyadari bahwa kita semua adalah investor—setidaknya karena kita memiliki perusahaan tertutup sebagai kendaraan investasi," ujar Karaeng.
Ke depan, BASNOM Capital Market & IPO HIPMI Jaya menargetkan peningkatan jumlah anggota HIPMI Jaya yang terekspos pasar modal dari internal organisasi, diiringi peningkatan kecerdasan finansial, khususnya pada aspek pendanaan.
Karaeng memastikan bahwa keberadaan BASNOM memang diharapkan dapat mengakselerasi keterlibatan para anggota HIPMI Jaya di pasar modal secara secara lebih terstruktur.
(taufan sukma)