MARKET NEWS

DRMA Rencanakan Proyek Energi Hijau-EV, Target Sahamnya Direvisi

Fiki Ariyanti 21/01/2025 15:01 WIB

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) tengah merencanakan beberapa proyek renewable energy hingga ekosistem EV. Segini target harga sahamnya.

DRMA Rencanakan Proyek Energi Hijau-EV, Target Sahamnya Direvisi (foto drma)

IDXChannel - Emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mencatatkan penurunan pada kinerja keuangan hingga kuartal III-2024 akibat tekanan pada industri otomotif yang terjadi sepanjang 2024.

Emiten komponen otomotif itu membukukan penurunan pendapatan sebesar 5,3 persen (yoy) menjadi Rp4 triliun dan laba bersih melorot 20,7 persen (yoy) menjadi Rp412 miliar hingga kuartal III-2024. 

"Kami berdiskusi dengan manajemen di mana perseroan tengah merencanakan beberapa proyek renewable energy hingga ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV)," kata Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey dalam risetnya, Selasa (21/1/2025).

Lebih jauh katanya, Indonesia memiliki rencana untuk mengekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura hingga 15 GW secara bertahap dari 2027-2030. 

Mekanisme ini menggunakan solar panel yang bekerja sama dengan konsorsium lokal, yakni Inspira (Indonesia Solar Panel Industry & Renewable Alliance) yang terdiri dari grup Adaro, Medco dan Toba Sejahtera hingga beberapa pemain renewable energy besar global lainnya. 

"Apa peran DRMA? Dalam kegiatan ekspor listrik dibutuhkan teknologi penyimpanan listrik yang menggunakan baterai  (BESS) dengan syarat memiliki besaran kapasitas hingga 2 kali lebih besar daripada kapasitas produksinya," ujar Andhika. 

"DRMA telah memiliki kapasitas untuk memproduksi BESS dengan target konservatif menguasai 1-5 persen market share dari proyek tersebut yang memiliki potensi menambah pendapatan (anorganik) sekitar USD36 juta-181 juta," tuturnya.

Menurut Andhika, ke depannya, perseroan tetap fokus pada industri otomotif di kedua segmen roda dua dan roda empat (2W & 4W) bersamaan dengan komitmen implementasi pada ekosistem EV dengan memulai kerja sama dengan brand EV global di antaranya BYD dan Vinfast. 

Namun dengan tantangan ekonomi ke depannya yang berimbas pada kinerja sektor otomotif, di antaranya kenaikan PPN menjadi 12 persen hingga risiko pengenaan opsen pajak kendaraan bermotor.

"Oleh karena itu, kami mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan konservatif untuk 2024 dan 2025 sebesar 1,9 persen dan 5,9 persen YoY," ujarnya. 

Andhika tetap memandang positif untuk DRMA dengan beberapa inisiatif bisnisnya seperti, komitmen produksi battery accu dengan berbahan dasar LFP yang dapat bertahan hingga 4-5 tahun (2W & 4W), dan potensi merger dan akuisisi dengan produsen komponen untuk 4W. 

Insentif PPnBM DTP 3 persen untuk hybrid diproyeksikan dapat meningkatkan penjualan mobil hybrid, di mana DRMA telah menyuplai komponen untuk kendaraan tersebut. 

"Sejalan dengan hal tersebut kami tetap merekomendasikan BUY dengan penyesuaian target harga menjadi Rp1.200 (implied EV/EBITDA 6,15x di 2025) dari sebelumnya di Rp1.340," kata Andhika.

(Fiki Ariyanti)

SHARE