MARKET NEWS

DSSA Resmikan Pabrik Panel Surya di Kendal, Investasi Capai Rp1,5 Triliun

Cahya Puteri Abdi Rabbi 22/06/2025 12:02 WIB

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) meresmikan pabrik panel surya terintegrasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) meresmikan pabrik panel surya terintegrasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. (Foto: Dok. DSSA)

IDXChannel - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) meresmikan pabrik panel surya terintegrasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah dengan nilai investasi mencapai triliunan rupiah.

Pabrik tersebut akan dioperasikan oleh PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI). Perusahaan tersebut merupakan patungan (joint venture) antara anak usaha DSSA, PT Daya Sukses Makmur Selaras dan Trina Solar Co Ltd.

Wakil Direktur Utama TMAI, Lokita Prasetya mengatakan, pabrik ini memiliki nilai investasi yang mencapai lebih dari Rp1,5 triliun. Pabrik tersebut menyerap hingga 640 tenaga kerja sekaligus menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga kerja khususnya di teknologi produksi sel surya dan modul.

“Pabrik ini telah siap beroperasi dan menggunakan teknologi i-TOPCon Advanced, generasi terbaru yang mampu menghasilkan panel surya dengan daya hingga 720 Wp per panel dan efisiensi tertinggi di kelasnya mencapai 23,2 persen,” kata Lokita dalam keterangan resmi dikutip Minggu (22/6/2025).

Sebagai informasi, pabrik sel dan modul surya TMAI merupakan pabrik sel dan modul surya terintegrasi di Indonesia, yang saat ini mampu memproduksi hingga 1 GW. Hal ini menjadikannya pabrik panel surya terbesar di Indonesia. Pabrik sel dan modul surya ini juga bisa menghasilkan salah satu panel surya terbesar di dunia.

“Kehadiran TMAI diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap perwujudan energi bersih di Indonesia serta membantu mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen industri energi di Indonesia,” ujar Lokita.

Sementara itu, Direktur TMAI Ooi Kok Tiong menambahkan, pabrik ini juga dimaksudkan untuk mempercepat hilirisasi industri, termasuk penciptaan ekosistem energi surya dalam negeri dan rantai pasok, baik secara horizontal (industri pendukung) maupun vertikal (pembuatan wafer dan ingot, serta pengembangan smelter polisilikon).

“Pabrik ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun, menghasilkan sekitar Rp3,7 triliun pada masa investasi dan Rp1 triliun per tahun pada masa operasional,” ujar Ooi Kok Tiong. 

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE