MARKET NEWS

Dunia di Ambang Resesi, Ini Pesan Analis untuk Emiten Tanah Air

Taufan Sukma/IDX Channel 27/10/2022 15:21 WIB

Upaya antisipasi terhadap berbagai tekanan tersebut penting dilakukan agar realisasi kinerja emiten di 2023 dapat tetap dijaga dalam trek yang positif.

Dunia di Ambang Resesi, Ini Pesan Analis untuk Emiten Tanah Air (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kondisi perekonomian dunia yang tengah di ambang potensi resesi diyakini tidak akan berdampak banyak terhadap Indonesia. Meski demikian, langkah antisipasi tetap wajib dilakukan untuk meminimalisasi potensi terjadinya skenario terburuk ketika situasi bisnis nantinya tidak berjalan sesuai rencana.

"Kalau ditanya apakah kita (Indonesia) bakal terkena dampak resesi? Jawabnya, relatif tidak terdampak, karena perekonomian kita cukup kuat. Berbagai data ekonomi menunjukkan bahwa kita bisa menghadapinya. Tapi prepare for the worst jelas tetap penting untuk dilakukan oleh emiten dan dunia usaha secara keseluruhan," ujar Guru Besar Guru Besar IPMI Business School, Roy Sembel, Kamis (27/10/2022).

Pernyataan tersebut disampaikan Roy dalam kapasitasnya sebagai Ketua Tim Juri Penganugerahan Penghargaan Certified Securities Analyst (CSA) Award 2022. Dalam acara tersebut, sedikitnya 32 emiten yang terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga perusahaan swasta, berhasil meraih berbagai penghargaan untuk beragam kategori.

Deretan pemenang penghargaan tersebut ditentukan setelah proses penjurian yang dilakukan terhadap lebih dari 800 emiten yang tercatat di industri pasar modal nasional. Penilaian didasarkan pada lima kriteria, yaitu aspek profitabilitas di masa mendatang, aspek keterbukaan terhadap pemegang saham, aspek good corporate governance (GCG), aspek likuiditas saham, aspek manajemen risiko, dan aspek environment, social, governance. 

"Dari proses penjurian ini kita bisa melihat bahwa pada dasarnya emiten-emiten Tanah Air ini sudah sepenuhnya pulih dan bangkit pasca pandemi COVID-19. Hanya saja, seperti kita tahu, berbagai tantangan lain juga siap menghadang, mulai dari kondisi geopolitik, tekanan inflasi hingga ancaman resesi dunia," tutur Roy.

Upaya antisipasi terhadap berbagai tekanan tersebut, menurut Roy, penting dilakukan agar realisasi kinerja emiten di 2023 dapat tetap dijaga dalam trek yang positif. Langkah antisipasi tersebut, diantaranya, dapat dilakukan dengan mengedepankan penguatan internal perusahaan, baik dari segi permodalan hingga sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

"Secara bisnis harus dilihat kira-kira resesi ini bakal mengganggu sektor apa saja. (Sektor) Ini harus dihindari, atau paling nggak dihitung ulang peluang tekanan yang ada. Terus kondisi pasarnya juga seperti apa, daya belinya bagaimana, trennya seperti apa. Dan terakhir, SDM juga harus diperkuat," ungkap Roy.

Dengan berbagai antisipasi tersebut, lanjut Roy, diharapkan pelaku industri tidak panik dan dapat segera menerapkan kebijakan sesuai kebutuhan ketika suatu saat kondisi pasar tiba-tiba memburuk dan tidak sesuai harapan.

"Sehingga ketika sesuaatu yang terburuk nantinya benar-benar terjadi, kita tidak panik dan sudah terantisipasi dengan baik. Dengan begitu, kalau pun (resesi) benar-benar terjadi, dampaknya bisa segera kita atasi," tegas Roy. (TSA)

SHARE