Duo Saham Hapsoro RAJA dan RATU Kompak Cetak Rekor Baru
Dua saham emiten migas milik pengusaha kawakan Happy Hapsoro kembali mencuri perhatian pasar pada Jumat (10/10/2025).
IDXChannel – Dua saham emiten migas milik pengusaha kawakan Happy Hapsoro kembali mencuri perhatian pasar pada Jumat (10/10/2025), melanjutkan reli spektakuler dalam beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.56 WIB saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) melesat 9,09 persen ke Rp5.700 per unit. Di awal sesi, saham ini bahkan sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di Rp6.000 per unit.
Dalam sepekan terakhir, harga saham RAJA sudah meroket 38,82 persen, sementara dalam sebulan terakhir melonjak hingga 109,26 persen. Aksi kenaikan agresif tersebut sempat membuat bursa mengeluarkan notasi unusual market activity (UMA) pada Selasa (7/10) sebagai peringatan atas pergerakan yang tidak biasa.
“Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” demikian keterangan resmi BEI.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai langkah strategis RAJA akan memperkuat posisi perseroan di sektor energi.
“RAJA diketahui bekerjasama dengan PT Petrosea Tbk (PTRO) melakukan langkah strategis dengan mengakuisisi 49 persen saham dua entitas: PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) dan PT Hafar Daya Samudera (HDS),” katanya, pada 30 September lalu.
Menurut Michael, aksi ini diharapkan memperluas jangkauan bisnis RAJA. “Hal ini akan memperkuat RAJA dalam segmen infrastruktur energi midstream di Indonesia,” ujar Michael.
Sejalan dengan induknya, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) juga melesat 13,07 persen ke Rp9.950 per unit, sempat menembus ATH di Rp10.400 per unit di tengah sesi. Dalam sepekan, saham RATU telah terbang 45,26 persen.
Di tengah tekanan akibat penurunan volume produksi dan melemahnya harga minyak dunia, RATU berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal II-2025.
Pendapatan perseroan turun 10 persen menjadi USD25,1 juta akibat penurunan rata-rata volume produksi di Blok Jabung, dari 53 menjadi 50 KBOEPD.
Namun demikian, laba bersih justru meningkat 4 persen menjadi USD7,7 juta dari USD7,4 juta pada kuartal II-2024.
Peningkatan ini diraih di tengah Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) yang melemah dari USD78 menjadi USD68 per barel, yang mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam efisiensi biaya serta kemampuan adaptif dalam menghadapi dinamika pasar energi.
Direktur Utama Raharja Energi Cepu, Sumantri, mengatakan, pada 11 Agustus 2025, RATU berkomitmen untuk terus memperluas portofolio bisnisnya sebagai perusahaan terbuka yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
Saat ini, perseroan tengah melakukan due diligence terhadap dua blok migas potensial yang berlokasi di Pulau Jawa dan Indonesia Timur, dengan target finalisasi pada kuartal IV-2025.
"Langkah ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan membuka ruang pertumbuhan yang berkelanjutan, guna menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi para pemegang saham," tutur dia. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.