MARKET NEWS

Ekonomi Nasional Diprediksi Tumbuh hingga 5,2 Persen di Triwulan II-2024

Dinar Fitra Maghiszha 26/05/2024 06:43 WIB

neraca perdagangan dinilai masih akan mencatatkan surplus di atas USD3 miliar sepanjang sisa tahun 2024.

Ekonomi Nasional Diprediksi Tumbuh hingga 5,2 Persen di Triwulan II-2024 (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan kondisi perekonomian nasional masih akan cukup stabil di tengah tekanan yang datang dari ketidakpastian kondisi global.

Dengan asumsi tersebut, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) RI pada Triwulan II-2024 diproyeksikan berada di kisaran 5,1 hingga 5,2 persen.

"(Pertumbuhan ekonomi) 5,1-5,2 persen, di mana pertumbuhan 2Q24 masih akan cukup kuat di 5,3 persen, yang didukung oleh belanja pemerintah maupun investasi masih cukup kuat," ujar Institutional Research Sinarmas Sekuritas, Isfhan Helmy, dalam Webinar Global and Domestic Investment Strategies, di Jakarta, Jumat (24/5/2024).

Diketahui PDB Indonesia pada Q12024 tumbuh sebesar 5,11 persen, yang didorong oleh belanja pemerintah dan konsumsi swasta. Isfhan menilai hal ini merupakan pertumbuhan terendah untuk kuartal Ramadhan sejak 2017.

Sementara neraca perdagangan dinilai masih akan mencatatkan surplus di atas USD3 miliar sepanjang sisa tahun 2024. Sinarmas membaca realisasi surplus akan mencapai USD3,6 miliar secara rata-rata pada kuartal IV-2024.

"Penopang utama akan datang dari beroperasinya mega smelter Freeport Dan Amman Minerals yang diperkirakan akan membawa tambahan sekitar USD300 juta  per bulan pada 4Q24 nanti," tutur Isfhan.


Sedangkan, Head of Fixed Income Research Sinarmas Sekuritas, Aryo Perbongso, menyebut bahwa ketegangan geopolitik global telah mereda, sehingga membuat penurunan harga minyak global.

Namun Aryo menilai cadangan devisa Indonesia turun sebesar USD4,2 miliar menjadi USD136,2 miliar pada April 2024 karena tingginya pembayaran utang luar negeri dan intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. 

"Inflasi melambat menjadi 0,25% m-m dan 3,0% y-y di bulan April, dipengaruhi oleh deflasi harga bahan makanan pasca-Ramadhan," ujar Aryo. (TSA)

SHARE