MARKET NEWS

Ekspor Batu Bara RI Pecah Rekor, Intip Geliat Sahamnya

Anggie Ariesta 10/11/2023 17:02 WIB

Ekspor batu bara Indonesia pecah rekor dengan menguasai 50% pangsa pasar dunia pada periode Januari hingga Oktober 2023.

Ekspor Batu Bara RI Pecah Rekor, Intip Geliat Sahamnya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ekspor batu bara Indonesia pecah rekor dengan menguasai 50% pangsa pasar dunia pada periode Januari hingga Oktober 2023. 

Pencapaian tersebut mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia.

Dikutip dari Bulletin IDX 2nd Session Closing Market, Jumat (10/11/2023), siang ini saham-saham batu bara kembali lagi mengalami penguatan di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengutip Reuters, data Kpler menunjukkan ekspor batu bara termal Indonesia melampaui 413 juta metrik ton selama sepuluh bulan pertama 2023.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, pengiriman dari Indonesia melonjak sebesar 11,5% secara year-on-year (yoy), yakni dua kali lipat pertumbuhan total ekspor batu bara global.

China dan Hong Kong menjadi tujuan utama untuk batu bara Indonesia. Mengimpor 183 juta ton atau sekitar 44% dari total ekspor.

India adalah pembeli terbesar kedua, memperoleh sekitar 20% dengan 82 juta ton. Disusul negara lain seperti Filipina, pasar terbesar ketiga dengan pangsa pasar 7,2%, serta Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.

Lantas, negara mana saja yang menjadi placement terbesar?

Kali ini Indonesia paling unggul. Adapun Australia menjadi negara eksportir terbesar kedua dalam periode ini, dengan memiliki pangsa pasar 19,4% yoy. Eksportir terbesar ketiga yakni Rusia memiliki pangsa pasar 11%.

Untuk eksportir keempat dan kelima ada Afrika Selatan dan Kolombia. Keempat negara ini sama-sama mengalami penurunan pangsa pasar, berbanding terbalik dengan Indonesia yang justru rekor.

Dari sisi produksi batu bara, berdasarkan laporan United Nations for Environment Program (UNEP) yang dikutip Bisnis Indonesia, 20 negara teratas produsen bahan bakar fosil dunia, tak satupun negara di dunia berkomitmen mengurangi produksi batu bara, minyak dan gas.

Walaupun 17 negara diantaranya memiliki target net zero emission yang ambisius, bahkan perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock Inc., di awal November 2023 masih rajin menambah kepemilikan saham emiten batu bara besar Indonesia.

Kunci pertumbuhan Indonesia sendiri adalah harga batu bara yang relatif lebih rendah dibandingkan kualitas lebih tinggi yang ditawarkan oleh pesaing seperti Australia.

Indonesia juga menikmati keuntungan berupa biaya pengangkutan yang signifikan untuk konsumen batu bara terbesar di China dan India, sehingga menjadikan pemasoknya populer bagi para importir yang sensitif terhadap di seluruh Asia.

Harga komoditas batu bara masih menguat, melanjutkan kenaikan 3 hari berturut-turut. Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (9/11) harga batu bara ice newcastle kontrak Desember 2023 menguat 1,18% atau 1,50 poin ke level USD128,75 per metrik ton.

Kemudian harga batu bara ice newcastle kontrak November 2023 juga menguat 0,41% atau 0,50 poin ke level USD123 per metrik ton.

Sejalan dengan itu, saham-saham terkait batu bara khususnya yang rajin melakukan ekspor emas hitam kompak menguat kembali jelang akhir pekan. Di antaranya saham BUMI yang menguat 0,94%, ADRO naik 1,22%, BYAN naik 1,07% serta ITMG menguat 0,30%.

Sentimen lain yang dinilai mampu meningkatkan prospek ekspor batu bara adalah Afrika Selatan yang berencana menjalankan 8 pembangkit listrik batu bara lebih lama dari yang direncanakan akibat krisis listrik.

Serta beberapa negara Eropa yang membuka kembali pembangkit listrik batu bara yang sudah tak digunakan tahun lalu. Meski demikian, stok batu bara China di tengah melonjaknya produksi dalam negeri dan pembelian impor, digadang-gadang bisa jadi tantangan utama harga batu bara.

(DES)

SHARE