MARKET NEWS

Ekspor Nikel Dilarang, Bos NICL Yakin Bisnis Pertambangan Lebih Menarik 

Anggie Ariesta 09/07/2021 12:57 WIB

Dirut PAM Mineral (NICL), Ruddy Tjanaka menjelaskan bahwa potensi pengembangan bisnis mereka sejalan dengan pemerintah yang melarang ekspor nikel. 

NICL

IDXChannel - PT PAM Mineral Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral nikel hari ini baru saja melaksanakan penawaran umum saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia. 

Dalam pernyataannya, Direktur Utama PAM Mineral (NICL), Ruddy Tjanaka pun menjelaskan bahwa potensi pengembangan bisnis mereka sejalan dengan pemerintah yang melarang ekspor nikel. 

“Nah dengan berkembangnya peraturan pemerintah, kita melihat pemerintah lebih fokus untuk industri hilirnya. Mau gamau akhirnya sekitar tahun 2014 ekspor dihentikan kemudian industri mulai berkembang di Indonesia,” ujar Ruddy dalam program Market Review IDX Channel di Jakarta, Jumat (9/7/2021).

Ruddy mengaku pada saat itu memang harga jual bisnis nikel lebih terbatas sekali berbeda dengan sekarang. 

“Kalau sekarang harga jual sudah mulai lumayan walaupun masih perlu sedikit perbaikan,” katanya. 

PAM Mineral sendiri sudah secara terus menerus selama 15 tahun berada di Industri nikel mulai dari marketing hingga trading. 

Ruddy menambahkan, industri nikel sangat erat dengan keputusan pemerintah, jadi PAM Mineral berusaha terus mengikuti sebaik mungkin. 

“Terutama sekarang pemerintah sudah mencanangkan adanya industri baja nasional dan industri baterai nasional makanya kita lebih semangat lagi untuk maju dan berperan di dalamnya,” tegas Ruddy. 

Ruddy kemudian mengatakan bahwa hal tersebut membuat larangan ekspor menguntungkan mereka. 

“Pada awalnya, pada saat pabrik belum ada, industri pertambangan ini memang cukup menderita, tapi pada saat industri mulai ada dengan kebutuhan pasokan bijih nikel dan juga ekspansi-ekspansi yang dilakukan oleh smelter, lambat laun industri pertambangan ini menjadi menarik terutama seperti saat ini,” tutur Ruddy. 

Dengan demikian larangan ekspor mengimbangi permintaan dan industri ini bakal cenderung mengalami peningkatan. 

(IND) 

SHARE