MARKET NEWS

Emas Sentuh Rekor, Saham BRMS hingga ANTM Berpesta

TIM RISET IDX CHANNEL 07/03/2024 09:56 WIB

Saham emiten emas kembali menguat serentak pada perdagangan Kamis (7/3/2024) seiring harga logam mulia acuannya masih di kisaran rekor tertinggi.

Emas Sentuh Rekor, Saham BRMS hingga ANTM Berpesta. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten emas kembali menguat serentak pada perdagangan Kamis (7/3/2024) seiring harga logam mulia acuannya masih di kisaran rekor tertinggi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.47 WIB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melejit 4,55 persen ke level Rp161 per saham.

Dengan ini, saham BRMS sudah naik 4 hari beruntun. Dalam sepekan, saham ini melonjak 12,50 persen.

Kemudian, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melompat 2,95 persen ke posisi Rp1.570 per saham, usai naik 4,45 persen pada Rabu (6/3).

Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga ke utara, bertambah 1,67 persen. Demikian pula, saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) terapresiasi 1,92 persen.

Tidak ketinggalan, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) ikut terangkat 0,21 persen.

Sebelumnya, harga emas di pasar spot masih bergerak di kisaran level tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di awal perdagangan Kamis (7/3), menantikan sejumlah data ekonomi negara utama.

Menurut data pasar, per 09.27 WIB, harga emas terkoreksi tipis 0,08 persen ke level USD2.146 per troy ons, usai sempat menembus rekor USD2.152 per troy ons pada Rabu (6/3).

Analis menyebut, emas stabil di pagi hari sesi kawasan Asia, dengan lebih banyak data ekonomi AS yang kemungkinan diperlukan untuk memperpanjang reli saat ini.

Ryan McKay, ahli strategi komoditas senior di TD Securities, mengatakan dalam sebuah laporan riset, pelaku pasar mungkin perlu memperhatikan data ekonomi per Februari dan Maret sebelum kenaikan logam mulia lainnya, dengan data nonfarm payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) pada Jumat menjadi fokus berikutnya,

Sang logam kuning mendapat dorongan tambahan karena dolar AS melemah setelah Ketua bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan penurunan suku bunga pada akhir tahun ini.

“Emas kemungkinan akan terdorong lebih tinggi karena sentimen bullish masih dominan. Namun, emas batangan mungkin memerlukan sedikit waktu untuk mencerna komentar Powell secara keseluruhan serta melihat laporan ketenagakerjaan pada Jumat,” kata Tai Wong, trader logam independen yang berbasis di New York, dikutip Reuters, Kamis (7/3).

Emas menderita ketika suku bunga AS yang tinggi meningkatkan imbal hasil (yie;d) aset pesaing, seperti obligasi dan meningkatkan nilai dolar, sehingga membuat emas batangan menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Trader sekarang melihat peluang 70% untuk penurunan suku bunga Fed pada Juni mendatang. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE