Emisi Obligasi dan Sukuk 2021 Capai Rp99,66 T, Berikut Strategi BEI di 2022
Emisi obligasi dan sukuk di 2021 mencapai 95 misi dari 56 emiten senilai Rp99,66 triliun.
IDXChannel - Obligasi dan sukuk menjadi instrumen yang cukup diminati sebagai sarana pendanaan perusahaan untuk kebutuhan refinancing di masa pandemi Covid-19.
Data terbaru Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (18/12/2021) mencatat, emisi obligasi dan sukuk terus mengalami peningkatan cukup signifikan sepanjang 2021 yakni mencapai 95 misi dari 56 emiten senilai Rp99,66 triliun.
Capaian tersebut menambah jumlah keseluruhan menjadi 475 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp427,52 triliun dan USD47,5 juta, yang diterbitkan oleh total 123 emiten.
Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 141 seri dengan nilai nominal Rp4.523,98 triliun dan USD300,00 juta, dan EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp5,25 triliun.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan peningkatan pencatatan obligasi perseroan berkaitan langsung dengan kebutuhan perseroan terhadap dampak pandemi Covid-19.
“Sekali lagi momentum ini juga ada kaitan langsung dengan dampak dari pandemi di mana perusahaan-perusahaan masih perlu bertahan dan melewati masa adaptasi yang membutuhkan dana tambahan untuk recovery dan bertumbuh lebih lanjut,” kata Hasan kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (10/12).
Selama tahun 2021, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan sosialisasi dan menawarkan minat pencatatan obligasi dan sukuk kepada perusahaan yang mengalami kesulitan mengakses pendanaan dari jalur konvensional.
Melalui anak usahanya PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), BEI juga tak henti untuk menggenjot kerja sama dengan lembaga perbankan dalam memberikan opsi alternatif pembiayaan.
“Kami bersama salah satu perusahaan kita yakni Pefindo akan terus sosialisasi dan menawarkan minat pencatatan obligasi dan sukuk kepada perusahaan yang terutama sudah mengalami kesulitan untuk mengakses pendanaan, katakanlah pinjaman bank mereka sudah melewati atau mencapai batas atas dan sebagainya,” tuturnya.
BEI juga akan terus menjalin kerja sama dengan lembaga perbankan untuk memanfaatkan instrumen surat utang sebagai alternatif.
“Kami juga sekali lagi bekerja sama dengan para perbankan untuk menawarkan agar debitur tidak lagi memungkinkan menambah exposure di bank tersebut yang kemudian dialihkan dan ditawarkan untuk memanfaatkan pendanaan di pasar modal melalui penerbitan obligasi dan sukuk,” terang Hasan.
Sebagai catatan, BEI telah melakukan penyempurnaan peraturan terkait pencatatan obligasi yaitu peraturan I-B pada tahun 2020 yang memberikan keringanan dalam hal persyaratan bagi perusahaan yang ingin menerbitkan obligasi maupun sukuk
"Penggalangan dana melalui penerbitan obligasi dan sukuk nah ini disambut baik dan terbukti pada 2021 ini melampaui target," ujarnya.
Hasan mengaku optimis momentum peningkatan penerbitan obligasi dan sukuk ini akan berlanjut pada 2022.
“Kami optimis bahwa nanti di tahun depan momentum ini akan berlanjut dan bahkan melampaui pencapaian di tahun ini setidaknya melebihi pencapaian tahun 2021," pungkas Hasan.
(IND)