Emiten Consumer Goods Jawara RI, Ada yang Sahamnya Meroket 44 Persen Sepanjang 2023
Berikut emiten consumer goods yang cukup dikenal di Indonesia di antaranya:
IDXChannel - Pasar modal Indonesia diramaikan sejumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya emiten consumer goods yang merupakan perusahaan produsen dan menjual produk yang digunakan oleh konsumen akhir untuk kebutuhan sehari-hari.
Biasanya, emiten consumer goods bergerak di bidang produksi seperti makanan, minuman, produk kecantikan, produk kesehatan, pakaian, dan barang sehari-hari lainnya.
Perusahaan consumer goods cenderung memproduksi barang dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan konsumen di pasar.
Mengutip Stockbit Sekuritas, secara umum terdapat tiga kategori consumer goods, di antaranya;
- Barang Tidak Tahan Lama (Non-Durable Goods)
Kategori non-durable goods adalah golongan jenis produk yang sering dikonsumsi pada satu atau beberapa kali penggunaan, cenderung terjual dengan cepat karena sering dikonsumsi konsumen dan memiliki usia simpan (kedaluwarsa).
Contoh golongan jenis produk non-durable goods adalah produk makanan (Makanan instan, minuman dan permen), produk kebersihan diri (sabun, sampo, sikat gigi, dan pasta gigi) serta produk rumah tangga (deterjen dan pembersih lantai).
- Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Kategori durable goods adalah golongan jenis produk yang jangka waktu penggunaannya lama. Golongan jenis produk ini dapat digunakan berulang kali dan biasanya dijual dengan cara khusus dan pelayanan yang baik. Contoh golongan jenis produk shopping goods adalah kulkas, lemari, pakaian dan mesin cuci
- Jasa (Service)
Kategori service adalah golongan jenis produk tidak berwujud yang tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan. Golongan jenis produk ini mementingkan kredibilitas pemasok, pengendalian mutu dan penyesuaian yang cepat. Contoh golongan jenis produk service adalah salon, spa, barber shop dan tempat pijat refleksi.
Sejumlah emiten consumer goods yang cukup dikenal di Indonesia di antaranya:
Emiten consumer goods dengan kapitalisasi pasar terbesar adalah Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang mencapai Rp142,3 triliun per 17 Agustus 2023. Kedua, emiten rokok H.M Sampoerna Tbk (HMSP) memiliki market cap jumbo senilai Rp136,15 triliun.
Ketiga, emiten BUMN farmasi Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga memiliki market cap jumbo senilai Rp104,69. triliun. Di posisi empat, emite. milik grup Salim, Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memiliki market cap senilai Rp62,34 triliun.
Di posisi lima, ada Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan nilai kapitalisasi 59,47 triliun.
Adapun berdasarkan kinerja sahamnya, PT ACE Hardware Indonesia Tbk. (ACES) berkinerja paling moncer sepanjang tahun ini. Saham ACES meroket 44,15 persen secara year to date (YTD).
Kinerja ini juga ditopang oleh naiknya penjualan bersih ACES sebesar 10 persen secara tahunan dari Rp3,30 triliun menjadi Rp 3,63 triliun pada Juni 2023.
Hasil ini mengangkat perolehan laba bersih ACES menjadi Rp302,42 miliar, naik 24,76 persen dibandingkan Juni 2022 senilai Rp242,39 miliar.
Di urutan ke dua, kinerja Gudang Garam Tbk (GGRM) juga melesat 41,39 persen YTD. GGRM), membukukan lonjakan keuntungan sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2023, laba bersih periode berjalan yang dapat didistribusikan ke entitas induk GGRM mencapai Rp3,29 triliun.
Nilai tersebut melonjak 243,90 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya. Per Juni 2022, laba bersih GGRM tercatat sebesar Rp956,14 miliar.
Kenaikan laba bersih ini di antaranya disebabkan turunnya sejumlah beban serta adanya kenaikan pendapatan lainnya. Sementara itu, jumlah pendapatan perseroan pada semester I tahun ini turun tipis 9,44 persen menjadi Rp55,85 triliun dari Rp61,67 triliun.
Adapun kinerja terburuk saham emiten consumer goods sepanjang tahun ini disandang oleh Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Secara YTD, kinerja saham MPPA anjlok 32,81 persen.
Selanjutnya, Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga mencatatkan kinerja buruk sepanjang 2023. Saham UNVR jeblok 20,64 persen secata YTD.
Penurunan kinerja saham UNVR ini tak terlepas dari pelemahan kinerjanya keuangannya.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, laba UNVR menyusut 19,55 persen menjadi Rp 2,75 triliun pada semester satu 2023 jika dibandingkan periode sama 2022. (FHM)