Emiten Low Tuck Kwong BYAN Siapkan Belanja Modal Rp3,71 Triliun di 2023
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD220 juta hingga USD250 juta pada 2023.
IDXChannel - Emiten milik orang terkaya Indonesia, Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD220 juta hingga USD250 juta pada 2023.
Jumlah tersebut setara dengan Rp3,27 triliun sampai dengan Rp3,71 triliun (asumsi kurs Rp14.855 per USD). Demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Selasa (18/4/2023).
Belanja modal tahun ini lebih rendah dari anggaran belanja modal 2022 yang sebesar USD267,08 juta. Namun realisasinya sebesar USD207,9 juta secara year to date (ytd).
Anggaran belanja modal 2023 disiapkan untuk menggenjot volume produksi batu bara yang ditargetkan mencapai 42 juta metrik ton (MT) sampai 48 juta MT. Sementara volume penjualan 'emas hitam' perseroan dipatok sama dengan volume produksi.
"Harga jual rata-rata batu bara ditargetkan USD80 sampai USD90 per MT. Rasio pengupasan tanah 4,0 sampai 4,5:1," tulis keterangan public expose perseroan.
BYAN mencatatkan komitmen dan kontrak penjualan batu bara tahun 2023 sebanyak 44,3 juta MT per awal Maret 2023. Sebanyak 30,5 juta MT batu bara menggunakan harga mengambang, dan 13,8 juta MT memakai harga tetap 2023.
Jika dilihat, volume penjualan batu bara perseroan pada tahun lalu mencapai 39,9 juta MT. Lebih rendah dibanding raihan 2021 yang sebanyak 40,4 juta MT. Khusus di kuartal IV-2022, penjualan batu bara BYAN tercatat 11,9 juta MT.
Penjualan batu bara perseroan mayoritas untuk ekspor 75 persen dan 25 persen pasar domestik. Pasar ekspor perseroan pada penjualan tahun lalu antara lain Filipina (30 persen), Korea (15 persen), Bangladesh (8 persen), India (8 persen), Malaysia (5 persen), China (3 persen), negara lain (6 persen).
Sepanjang 2022, perseroan mengantongi laba periode berjalan sebesar USD2,30 miliar atau melonjak dibanding periode 2021 yang sebesar USD1,27 miliar. Pendapatan dari USD2,85 miliar menjadi USD4,70 miliar di 2022.
Perolehan laba dan pendapatan tersebut ditopang dari harga jual rata-rata batu bara yang tembus USD117,9 per MT di 2022, jauh lebih tinggi dibanding 2021 yang hanya USD70,7 per MT.
(FAY)