MARKET NEWS

Emiten Prajogo Masuk Jajaran Elite, TPIA dan BREN di 10 Besar

Aldo Fernando - Riset 11/10/2023 12:06 WIB

Euforia dan kepercayaan investor terhadap taipan Prajogo Pangestu membuat saham emiten-emiten miliknya berada di deretan elite bursa.

Emiten Prajogo Masuk Jajaran Elite, TPIA dan BREN di 10 Besar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Euforia dan kepercayaan investor terhadap taipan Prajogo Pangestu membuat saham emiten-emiten miliknya berada di deretan elite bursa berdasarkan kapitalisasi market (market cap).

Ini salah satunya berkat riuhnya publik terhadap saham geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melesat hingga auto rejection atas (ARA) 25 persen selama 3 hari beruntun usai debut di bursa pada Senin (9/10/2023).

Market cap BREN saat ini mencapai Rp202,69 triliun, langsung menyodok ke posisi ke-9, di atas emiten bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Perusahaan terafiliasi BREN, emiten petrokimia Prajogo PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berada di posisi kedelapan dengan market cap Rp234,45 triliun.

Sementara, induk BREN, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di posisi ke-14 dengan market cap mencapai Rp115,31 triliun.

Emiten Prajogo lainnya, perusahaan batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) berada peringkat ke-62 (market cap Rp31,59 triliun). (Lihat tabel di bawah ini.)

Saham BREN terbang 94,23 persen sejak debut perdana. Sementara, saham BRPT melompat 64,24 persen sejak awal tahun (YtD) dan TPIA naik 5,06 persen dalam periode yang sama.

Tidak ketinggalan, CUAN yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada Maret 2023 meroket 1.182 persen sejak saat ini, bintang di tahun ini.

Soal IPO BREN

Sebagai perusahaan tercatat ke-69, BREN berpotensi mengantongi dana investor senilai Rp3,13 triliun.

Berdasarkan prospektus Senin (9/10), BREN menawarkan 4,01 miliar lembar saham baru kepada publik dengan harga perdana Rp780 per lembar saham. Jumlah saham yang ditawarkan setara 3,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Sementara total saham yang dicatatkan mencapai 133.786.220.000 saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp104,35 triliun.

Setelah listing, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan menggenggam 64,67 persen saham, disusul Green Era Energy Pte Ltd mencapai 23,60 persen. Selanjutnya ada Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Fund masing-masing sebanyak 4,36 persen, sebagaimana tersaji dalam data BEI, Senin (9/10).

Hingga berakhirnya masa penawaran umum perdana (IPO), jumlah pemegang saham BREN mencapai 58.557 pihak, termasuk pemegang saham pengendali.

Dari sisi penggunaan dana, BREN akan menggunakan 100 persen dana IPO sebagai modal terhadap anak usahanya, Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) melalui pengambilan bagian atas saham baru yang akan diterbitkan STAR.

Melalui STAR, dana ini akan digunakan untuk membayar utang, antara lain sebesar USD127,83 juta kepada Bangkok Bank, kemudian kepada Star Energy Oil and Gas Pte Ltd (SEOG) senilai USD72,5 juta.

Perseroan menunjuk dua underwriter dalam penawaran umum perdana ini yakni PT BNI Sekuritas dan PT OCBC Sekuritas Indonesia. Adapun registrar diwakili oleh PT Datindo Entrycom.

Harta Prajogo Bertambah

Mengutip data The Real Time Billionaires List Forbes per 11 Oktober, pukul 11.13 WIB, Prajogo Pangestu, yang kini berada di peringkat keempat orang paling tajir di RI, memiliki kekayaan bersih USD11,2 miliar atau Rp175,70 triliun (asumsi kurs Rp15.688/USD).

Jumlah tersebut naik USD872 juta (8,48 persen) secara harian atau Rp13,68 triliun.

Kekayaan Prajogo meroket tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di mana harta konglomerat asal Kalimantan ini hanya sejumlah USD5,6 miliar di 2022 dan melampaui kekayaan pada 2021 (USD6,5 miliar).

Prajogo adalah putra seorang pedagang karet yang memulai bisnis perkayuan pada akhir tahun 1970an. Perusahaan pertamanya adalah Barito Pacific Timber, yang go public pada 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.

Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga berdagang di BEI dengan kode emiten TPIA.

Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan (merger) Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negeri ini.

Prajogo, yang dulu dikenal sebagai Raja Kayu, juga membawa perusahaan batu baranya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melantai di bursa pada 8 Maret 2023. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE