Emiten Raam Punjabi (RAAM) Ubah Penggunaan Dana IPO, Buat Apa Saja?
RUPSLB PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) sepakat menyetujui perubahan penggunaan dana hasil IPO
IDXChannel - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) sepakat menyetujui perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO).
Dalam ringkasan risalah RUPSLB perseroan di Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (23/11), perubahan penggunaan dana IPO tersebut yakni pertama, sekitar 81,06 persen akan dipakai untuk modal kerja perseroan, meliputi pembiayaan kegiatan produksi film atau web series atau sinetron dan kegiatan pemasarannya serta investasi pada bidang usaha lain yang dapat menunjang pengembang usaha perseroan.
Kedua, sekitar 18,40 persen akan dijadikan setoran modal untuk PT Platinum Sinema (dengan porsi kepemilikan saham 99,99 persen dengan tujuan penggunaan untuk membangun dan mengoperasikan teater baru di beberapa kota-kota di Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
Awalnya dalam prospektus IPO, emiten milik Raam Punjabi tersebut akan menggunakan 81,60 persen dana hasil IPO untuk modal kerja yang meliputi pembiayaan kegiatan produksi film atau web series atau sinetron, serta kegiatan pemasarannya.
Selanjutnya, sekitar 18,40 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk setoran modal kepada PT Platinum Sinema yang nantinya akan digunakan untuk membangun dan mengoperasikan satu teater baru di Kebumen, yang sudah mendapatkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Untuk Kegiatan Berusaha (PKKPR) dan Nomor Induk Berusaha (NIB) oleh pemerintah pusat melalui sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (OSS RBA).
Dari keterangan resminya, manajemen RAAM memaparkan perubahan penggunaan dana hasil IPO tersebut. Poin pertama yang dijabarkan, selain untuk pembiayaan kegiatan produksi dan pemasaran, perseroan menambahkan penggunaan dana hasil IPO untuk investasi pada bidang usaha lain sebagai penunjang pengembangan usaha perseroan.
"Ke depannya, bisnis perseroan akan semakin terintegrasi dan memperluas ekosistem dalam industri perfilman," ungkap manajemen RAAM.
Poin kedua, perseroan tetap menggunakan dana hasil IPO untuk pembangunan dan pengoperasian teater baru Platinum Cineplex melalui anak usahanya PT Platinum Sinema.
"Hanya saja perseroan mengubah kota-kota tempat pembangunan bioskop tersebut karena terdapat kota-kota lain yang dinilai lebih memiliki potensi untuk pengembangan usaha PT Platinum Sinema," jelasnya.
"Dengan memerhatikan dinamika dan potensi bisnis, perseroan juga mengusulkan untuk tidak secara langsung menyebutkan nama kota-kota tersebut, namun pembangunan dan pengoperasian teater baru akan tetap terfokus pada daerah-daerah di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi," kata manajemen.
Manajemen berharap, dengan perubahan rencana penggunaan dana hasil IPO ini, perseroan akan semakin memperkuat lini bisnisnya dan meningkatkan kinerjanya.
Di sisi lain, RAAM mencetak kenaikan pendapatan sebesar 2 persen menjadi Rp231 miliar selama sembilan bulan 2023 dari periode yang sama sebelumnya Rp226 miliar. Mayoritas pendapatan berasal dari sinetron (47 persen) dan film (22 persen).
Selain itu, RAAM mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp51 miliar.
"Perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp100 miliar pada 2023, didukung oleh berbagai sektor pendapatan antara lain penjualan tiket, distribusi film, penjualan hak cipta web series, dan sinetron yang semuanya berkontribusi positif terhadap pendapatan menjelang akhir 2023 dan akan memproduksi sekitar 13 film pada 2024," pungkas manajemen RAAM.
(FAY)