MARKET NEWS

ENRG Reaktivasi Sumur Idle, Potensi Investasi Senilai Rp1,58 Triliun

Fiki Ariyanti 11/12/2024 09:11 WIB

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akan melakukan reaktivasi sumur idle dengan nilai potensi investasi USD100 juta.

ENRG Reaktivasi Sumur Idle, Potensi Investasi Senilai Rp1,58 Triliun (foto mnc media)

IDXChannel - Emiten minyak dan gas (migas), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akan melakukan pengeboran sumur yang menganggur atau idle di wilayah kerja perseroan. Kegiatan ini memiliki potensi investasi senilai USD100 juta. 

Reaktivasi sumur migas idle ini dilakukan dalam rangka mendukung program dan komitmen pemerintah untuk mencapai target produksi migas.

Direktur Utama ENRG, Syailendra S. Bakrie dalam keterbukaan informasi BEI mengatakan, perseroan dengan dukungan SKK Migas telah melaksanakan usaha peningkatan produksi dan komersialisasi. 

Salah satu aktivitas yang telah dilakukan adalah berupa optimalisasi lapangan yang sedang tidak berproduksi (idle) melalui metode studi integrasi dan operasi yang lebih efisien dan ekonomis. 

"Kegiatan tersebut telah berhasil memberikan kenaikan produksi di Lapangan Tonga dengan laju alir minyak awal 100 BOPD di Wilayah Kerja Tonga dan Lapangan MSTA di Wilayah Kerja Malacca Strait dengan laju alir minyak awal sebesar 200 BOPD," kata Syailendra, Rabu (11/12/2024).

Lapangan Tonga yang terletak di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara sebelumnya kurang ekonomis untuk diproduksikan karena memerlukan trucking sejauh 410 km. 

Dengan adanya integrasi operasi dengan lapangan Lindai yang dioperasikan oleh PT EMP Energi Gandewa di Wilayah Kerja Siak, maka jarak tempuh trucking dapat dikurangi menjadi 200 km, sehingga lebih ekonomis.

Sedangkan Lapangan MSTA di Wilayah Kerja Malacca Strait menjadi lebih ekonomis setelah dilakukan integrasi dengan Lapangan MSTB. 

Keberhasilan Lapangan MSTA akan dilanjutkan dengan penambahan titik sumur baru dengan potensi produksi awal minyak melebihi 750 BOPD dengan total investasi mencapai USD30 juta.

Selanjutnya, pada lapangan Wasambo di Wilayah Kerja Sengkang, emiten Grup Bakrie ini telah melakukan upaya komersialisasi dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak ketiga untuk menjajaki penjualan gas sebesar 70 mmscfd selama 5 tahun, di samping peluang lainnya sehubungan kebutuhan gas untuk pasokan sistem ketenagalistrikan yang selama ini merupakan backbone dari penjualan gas di wilayah Sulawesi Selatan.

Selain itu, Perseroan juga aktif melakukan kegiatan pemboran eksplorasi di lapangan Sallobulo dan East Walanga untuk mencari cadangan baru yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan energi di Sulawesi Selatan.

Syailendra menuturkan, saat ini, perseroan sedang melakukan kajian reaktivasi lapangan migas dan potensi temuan migas yang belum dikembangkan (undeveloped discovery) di wilayah-wilayah kerja perseroan dengan harapan memberikan potensi tambahan produksi dan cadangan. 

"Dari hasil kajian tersebut akan direncanakan kegiatan berupa akuisisi seismik 3D, pengeboran sumur kajian (appraisal), sumur pengembangan, pemasangan Very Low Pressure (VLP) Compressor, akuisisi data sumuran, dan kerja ulang (workover) dengan perkiraan potensi investasi mencapai USD100 juta," kata dia.

"Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan negara, serta masyarakat sekitar," ujar Syailendra. 

Jika dihitung dengan asumsi kurs Jisdor BI per 10 Desember 2024 sebesar Rp15.874 per USD, maka investasi USD100 juta tersebut setara dengan Rp1,58 triliun. 

(Fiki Ariyanti) 

SHARE