MARKET NEWS

Erdogan Minta Bank Sentral Turki Turunkan Suku Bunga hingga Single Digit

Febrina Ratna 30/09/2022 04:45 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Kamis (29/9/2022) menyarankan bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang.

Erdogan Minta Bank Sentral Turki Turunkan Suku Bunga hingga Single Digit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Kamis (29/9/2022) menyarankan bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Sehari sebelumnya, dia menyatakan harapannya agar suku bunga turun menjadi satu digit pada akhir tahun.

Bank sentral Turki memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 200 basis poin menjadi 12% dalam dua bulan terakhir. Kebijakan itu memberikan kejutan ke pasar setelah inflasi melonjak menjadi 80% pada Agustus 2022.

Pemotongan suku bunga merupakan bagian dari kebijakan Erdogan dalam upaya menekan inflasi. Namun, kebijakan yang longgar sejak akhir tahun lalu memicu krisis mata uang yang akhirnya mendorong inflasi yang sekarang mencapai level tertinggi 24 tahun.

Berbicara di majelis umum konfederasi pedagang, Erdogan mengulangi pandangannya yang tidak ortodoks bahwa suku bunga yang lebih rendah akan menyebabkan inflasi yang lebih rendah.

"Pertempuran terbesar saya adalah melawan bunga. Musuh terbesar saya adalah bunga. Kami menurunkan suku bunga menjadi 12%. Apakah itu cukup? Tidak cukup. Ini perlu diturunkan lebih jauh," ujar Erdogan dilansir dari Reuters, Kamis (29/9/2022).

"Kami telah berdiskusi, sedang mendiskusikan hal ini dengan bank sentral kami. Saya menyarankan perlunya hal ini diturunkan lebih lanjut dalam pertemuan komite kebijakan moneter mendatang," tambahnya.

Pada hari Rabu, Erdogan mengatakan suku bunga akan turun ke satu digit pada akhir tahun, meskipun bank sentral di sejumlah negara mengambil kebijakan yang ketat di tengah tekanan terhadap mata uang yang sakit dan harga energi yang melonjak.

Lira Turki, yang mencapai rekor terendah 18,55 terhadap dolar pada hari Kamis, turun sekitar 29% tahun ini di atas penurunan 44% tahun lalu di tengah kekhawatiran atas kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks.

Mata uang tersebut kurang reaktif terhadap komentar serupa dari Erdogan daripada di masa lalu. Hal itu karena bank sentral mengadopsi peran yang lebih dominan di pasar valas sejak Desember.

Ipek Ozkardeskaya, analis senior di Swissquote, mengatakan lira tidak selemah yang seharusnya berkat peran bank sentral di pasar valas.  Bank sentral Turki sedang mencoba untuk mengatasi aksi jual dan tekanan penurunan, tetapi jelas ada begitu banyak yang dapat mereka lakukan ketika tekanan global mengalir begitu kencang terhadap lira.

"Semua ini adalah bom waktu," katanya.

(FRI)

SHARE