MARKET NEWS

Erick Thohir Bocorkan Rencana Subholding Pertamina IPO

Suparjo Ramalan 11/10/2022 19:35 WIB

Erick Thohir mendorong subholding PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias IPO.

Erick Thohir mendorong subholding PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias IPO.

IDXChannel - Kementerian BUMN mendorong subholding PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias initial public offering (IPO). Aksi korporasi rencananya dilakukan pada November atau Desember 2022 mendatang. 

Aksi ini menjadi bagian dari reformasi BUMN senilai USD 606 miliar. Valuasi PGE yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan mencapai USD 2,2 miliar atau setara Rp 32 triliun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penawaran umum saham perdana tersebut akan memberikan  peningkatan modal dan kemitraan strategis bagi perusahaan.

"Ini pertama kalinya salah satu subholding (anak usaha) Pertamina akan go public," ujar kata Thohir yang dikutip dari Financial Times, Selasa (11/10/2022).

Erick menyampaikan BUMN punya kontribusi besar bagi perekonomian nasional, yang mana separuh pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia atau USD 1,2 triliun berasal dari BUMN, mulai dari sektor telekomunikasi, minyak, hingga semen.

Erick juga terus mendorong kontribusi BUMN dengan melakukan transformasi secara menyeluruh. Mantan Presiden Inter Milan itu ingin BUMN lebih efisien dan profesional. 

Hal ini yang menjadi alasan di balik langkah Erick  merampingkan jumlah BUMN, dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN, serta mengerucutkan klasterisasi menjadi hanya 12 klaster dari sebelumnya yang sebanyak 27 klaster.

Dia juga ingin transformasi ini dapat membuat lebih banyak lagi BUMN yang berbicara di kancah internasional. Saat ini, hanya ada Pertamina sebagai satu-satunya BUMN yang masuk dalam jajaran 500 perusahaan terbesar dunia versi Fortune.

"Saya ingin mendorong semakin banyak BUMN menjadi top 100 atau 500 perusahaan dunia," kata Erick.

Kementerian BUMN, lanjut Erick, juga terus mendorong 14 BUMN untuk IPO yang telah dimulai oleh anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan nilai keseluruhan nilai IPO mencapai 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,79 triliun pada November lalu.

Setelah PGE, Erick menyebut IPO juga akan dilakukan Pertamina Hulu dan Pertamina International Shipping. Selain sektor energi, Erick juga membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Bali yang dikelola holding BUMN rumah sakit, IHC.

Analis Institut Korea untuk Kebijakan Ekonomi Internasional Kyunghoon Kim mengatakan BUMN memiliki daya tarik bagi investor, terutama untuk sektor pertambangan. Dia mencontohkan langkah LG Energy Solution Korea Selatan dan CATL Cina yang belum lama ini menandatangani perjanjian dengan Indonesia Battery Corp (IBC) dan Antam untuk pengadaan nikel.

"Perusahaan global merasa aman ketika mereka berbicara dengan perusahaan milik negara dan mereka mengatakan kami akan menjamin pasokan sumber daya alam ini," kata Kim.

(NDA) 

SHARE