ESDM Mau Aktifkan 2.000 Sumur Minyak Nganggur, APEX Jajaki Peluang
Rencana Kementerian ESDM mengaktifkan ribuan sumur minyak idle alias nganggur membuka peluang besar bagi PT Apexindo Pratama Dua Tbk (APEX).
IDXChannel - Rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengaktifkan ribuan sumur minyak idle alias nganggur membuka peluang besar bagi PT Apexindo Pratama Dua Tbk (APEX).
Emiten pengeboran migas tersebut sudah ancang-ancang ingin ikut serta dalam proyek tersebut.
Direktur APEX, Sofwan Farisyi mengatakan, perseroan melihat adanya keinginan pemerintah untuk mengaktifkan banyak sumur idle yang sebenarnya masih memiliki cadangan.
Kementerian ESDM, katanya, berencana mengaktifkan sekitar 1.000 sampai 2.000 sumur mulai 2025.
"Perseroan melihat program aktiviasi sumur idle ini sebagai peluang dan kami akan coba untuk ikut mendukung dengan masuk ke bisnis well services atau perbaikan sumur untuk meningkatkan produksinya, sehingga Apexindo dapat membantu upaya pemerintah meningkatkan lifting minyak nasional," ujar Sofwan dalam pengumuman hasil public expose di keterbukaan informasi BEI, Senin (9/12/2024).
Perseroan, sambungnya, telah memiliki pengalaman yang fokus pada pengeboran sumur minyak, gas, dan geothermal sebagai langkah diversifikasi usaha.
"Mulai tahun ini, perseroan sudah mulai menjajaki kerja sama dengan beberapa partner untuk masuk ke pekerjaan yang masih terkait sumur, misalnya well services dan mudah-mudahan sudah bisa kelihatan hasilnya di 2025," tutur Sofwan.
Saat ini, dia menambahkan, perseroan melihat potensi untuk rig dengan kapasitas lebih kecil, karena banyak sekali perusahaan migas yang membutuhkannya, seperti daerah Sumatera. Salah satunya Rig 14 Apexindo yang akan mulai operasinya di Sumatera mulai akhir tahun ini.
"Saat ini, beberapa armada rig darat Apexindo sedang mengikuti proses tender, sehingga kondisinya berada pada keadaan warm stacked. Secara umum, perseroan melihat potensi untuk rig darat sudah banyak bergeser dari tender migas ke tender geothermal," kata Sofwan.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan akan mencabut izin usaha pengelolaan sumur minyak yang tidak digarap, termasuk yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero).
Dalam paparannya, Bahlil menyebut, Indonesia memiliki sekitar 44.985 sumur. Namun, yang produktif hanya sekitar 16.433, sementara sisanya 16.990 sudah tidak berproduktif atau idle.
Kemudian berdasarkan penelusurannya dari 16.990 tersebut, ada sekitar 4.495 sumur idle yang mempunyai HC potensi atau masih produktif dan mungkin bisa dioptimalkan produksinya.
"Dari lifting minyak Indonesia sebesar 600 ribu barel oil per day atau BOPD hanya dikuasai oleh dua kontraktor, yaitu Pertamina sebesar 65 persen dan Exxon Mobil Cepu 25 persen. Kemudian 10 persen sisanya yang kecil-kecil," ujar Bahlil dalam BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (9/10).
Kemudian, jika dirinci, sebanyak 5.000 sumur idle lebih banyak konsesinya dipegang oleh Pertamina.
"Kenapa tidak dijalankan? Kalau gini, saya bikin pencabutan IUP tahap kedua. Kalau kemarin kita cabut 2.018 IUP, nah ini keliatannya berpotensi untuk kita lakukan penataan untuk sumur-sumur yang tidak dikerjakan baik oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas, termasuk BUMN," ujar Bahlil.
Bahlil juga membuka peluang untuk menawarkan perusahaan lain yang mampu mengelola sumur-sumur tersebut untuk meningkatkan lifting minyak nasional.
(Fiki Ariyanti)