Evergrande Resmi Bangkrut, Begini Sentimennya ke Saham Properti
Raksasa properti asal China Evergrande resmi mengumumkan kebangkrutan usai mengalami gagal bayar setara Rp4.400 triliun.
IDXChannel - Raksasa properti asal China Evergrande resmi mengumumkan kebangkrutan usai mengalami gagal bayar setara Rp4.400 triliun.
Bangkrutnya Evergrande direspons negatif oleh sejumlah saham properti di Tanah Air.
Dikutip dari Bulletin IDX 2nd Session Closing Market, Jumat (18/8/2023), bangkrutnya Evergrande terjadi pasca raksasa properti tersebut mengalami gagal bayar Rp4.400 triliun pada tahun 2021.
Evergrande sendiri adalah perusahaan besar dengan dari 1.300 proyek real estate di lebih dari 2.800 kota. Perusahaan tersebut juga memiliki beberapa bisnis real estate termasuk bisnis pendanaan, perawatan kesehatan dan taman hiburan.
Sebagai informasi, segmen real estate China telah lama dilihat sebagai mesin pertumbuhan vital di ekonomi terbesar kedua di dunia dan menyumbang 30% sebagian besar PDB negara tersebut.
Namun, Evergrande pada tahun 2021 menunjukkan gelombang kejutan melalui pasar properti China. Kebangkrutan Evergrande bahkan mendapat sorotan dari Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi pernah menyinggung soal Evergrande yang bangkrut dan memiliki utang Rp4.400 triliun. Nilai utang tersebut bahkan mengalahkan APBN Indonesia yang sebesar Rp3.061 triliun.
Atas hal tersebut Jokowi meminta pengembang perumahan di Indonesia agar berhati-hati dalam menjalankan bisnis.
"Kita tahu di RRT ada perusahaan properti besar yang ambruk yang utangnya ngalahin APBN kita, sampai Rp 4.400 triliun. Utangnya 4.400 triliun rupiah. Sekali lagi hati-hati mengenai ini, sehingga semuanya harus dikendalikan," tutur Jokowi.
Sementara itu dari dalam negeri, pasar properti di tanah air sedikit demi sedikit mulai kembali pulih. Sejumlah emiten properti kelas kakap bisa mendapatkan kinerja yang positif di paruh pertama tahun ini.
Per Juni 2023, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengalami lonjakan laba bersih 159% menjadi Rp1,2 triliun, laba bersih PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 70,4% menjadi Rp433 miliar.
Kemudian laba bersih PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) melonjak 49,6% menjadi Rp1,24 triliun dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang berhasil mencatatkan laba Rp1,39 triliun. Namun laba bersih PT Ciputra Tbk (CTRA) merosot 22% menjadi Rp778 miliar.
Sementara itu, sejumlah saham properti terpantau terkoreksi pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (18/8), dengan BSDE turun 3,45%, SMRA melemah 2,22%, PWON koreksi 1,68%, LPKR melemah 0,95% dan CTRA turun 0,88%.
Selain dibayangi sentimen negatif dari kebangkrutan Evergrande, sejumlah sentimen pun mewarnai sektor properti. Diantaranya, pemerintah Indonesia yang mempermudah untuk WNA memiliki hunian di Indonesia tanpa harus memiliki Kartu Identitas Tinggal Sementara (KITAS) atau Kartu Identitas Tinggal Tetap (KITAP).
Selain itu, pemerintah terus melanjutkan insentif hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dimana sejauh ini Rp12 triliun dari APBN 2023 yang telah diluncurkan untuk fasilitas pembiayaan perumahan. Adapun sepanjang 2023, pembiayaan MLPP ditargetkan mencapai Rp26,21 triliun.
(DES)