MARKET NEWS

EXCL Catat Rugi Rp1,2 Triliun, Biaya Integrasi Pasca-Merger Jadi Beban

Desi Angriani 29/08/2025 19:20 WIB

EXCL membukukan rugi bersih Rp1,2 triliun sepanjang semester I-2025, jauh di bawah konsensus pasar yang sebelumnya memproyeksikan laba.

EXCL Catat Rugi Rp1,2 Triliun, Biaya Integrasi Pasca-Merger Jadi Beban (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT XL Smart Telecom Sejahtera (EXCL) membukukan rugi bersih Rp1,2 triliun sepanjang semester I-2025, jauh di bawah konsensus pasar yang sebelumnya memproyeksikan laba.

Per kuartal II-2025, perseroan juga mencatatkan rugi Rp1,6 triliun, atau berbalik dari laba Rp385 miliar pada kuartal I-2025.

Jumlah pelanggan mobile EXCL per akhir kuartal II mencapai 82,6 juta, naik 41 persen secara tahunan (YoY) dan 40 persen secara kuartalan (QoQ). Meski demikian, angka ini masih di bawah estimasi awal 94,5 juta pelanggan.

Manajemen menjelaskan, harmonisasi definisi pelanggan pasca-merger membuat basis pelanggan lebih rendah dari perkiraan.

Sementara itu, average revenue per user (ARPU) turun ke Rp36 ribu pada kuartal II, melemah 14 persen YoY dan 5 persen QoQ. Penurunan ini disebabkan kontribusi pelanggan Smartfren yang memiliki ARPU lebih rendah (Rp24 ribu pada 2024) dibandingkan pelanggan XL Axiata (Rp43 ribu pada 2024).

Biaya melonjak usai merger

Berdasarkan catatan Stockbit, Rabu (27/8/2025), lonjakan beban operasional menjadi faktor utama penekan kinerja EXCL. Di mana beban gaji dan karyawan melonjak 139 persen hingga Rp1,1 triliun pada kuartal II, sementara beban infrastruktur mencapai Rp3 triliun, naik 39 persen.

Selain itu, perseroan juga mencatat biaya integrasi sebesar Rp379 miliar, depresiasi dipercepat Rp739 miliar, serta impairment aset Rp802 miliar terkait frekuensi 900 MHz yang akan dikembalikan pada akhir 2026. Akumulasi beban tersebut menyeret EXCL ke rugi bersih Rp1,6 triliun.

Namun, jika mengesampingkan biaya one-off, EXCL sebenarnya masih mencatat laba setelah pajak ternormalisasi sebesar Rp313 miliar di kuartal II.

Usai rilis laporan keuangan, saham EXCL terkoreksi 6,8 persen ke Rp2.760 per saham pada Rabu (27/8/2025). Stockbit menilai, pelemahan ini disebabkan realisasi biaya integrasi yang lebih besar dari perkiraan pelaku pasar.

“Ke depan, tantangan EXCL masih cukup besar hingga akhir 2025 karena adanya tambahan biaya integrasi dan depresiasi dipercepat terkait frekuensi 900 MHz. Hal ini tercermin dari ekspektasi penurunan margin EBITDA ke level 40-45 persen,” tulis Stockbit.

(DESI ANGRIANI)

SHARE