MARKET NEWS

Fantastis, Bukit Asam (PTBA) Punya Cadangan Batu Bara untuk 100 Tahun 

Cahya Puteri Abdi Rabbi 27/11/2023 14:37 WIB

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat jumlah cadangan batu bara perseroan mencapai 5,85 miliar ton.

Fantastis, Bukit Asam (PTBA) Punya Cadangan Batu Bara untuk 100 Tahun (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat jumlah cadangan batu bara perseroan mencapai 5,85 miliar ton. Jumlah tersebut menjadikan PTBA sebagai perusahaan tambang dengan cadangan terbesar di Indonesia.

Adapun jumlah cadangan tertambang sebesar 3,02 miliar ton. Secara rinci, pada wilayah tambang Tanjung Enim telah tertambang sebanyak 2.735 juta ton, wilayah Peranap telah menambang batu bara sebanyak 279 juta ton, tambang IPC Bantuas sebanyak 3 juta ton, serta tambang Bukit Kendi sebanyak 1 juta ton.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin menjelaskan, dengan asumsi produksi batu bara perseroan sebanyak 30 juta ton, cadangan batu bara tersebut baru akan habis 100 tahun lagi.

“Tapi tentunya kami akan berusaha agar tidak selama itu, kami sudah menyiapkan beberapa strategi untuk memonetisasi potensi itu agar bisa produksi lebih cepat," kata Farida dalam Pubex Live 2023 secara daring pada Senin (27/11/2023).

Sementara itu, total produksi batu bara PTBA dalam sembilan bulan pertama 2023 mencapai 31,9 juta ton. Angka itu tumbuh 15% dibanding periode yang sama 2022 yakni sebesar 27,7 juta ton.

Ke depan, perseroan menyiapkan strategi untuk mempercepat produksi yakni dengan menggunakan teknologi terbaru yang dapat menunjang operasional pertambangan agar lebih cepat. PTBA saat ini juga tengah mengkombinasikan sistem operasional pertambangan agar efektif dan efisien.

Pada sisi penambangan, perseroan menyiapkan tiga strategi digitalisasi untuk mendukung aktivitas operasional lebih efektif yaitu, map operational (MAPO) untuk memonitor posisi alat tambang, conveyor dan kinerja operator secara real time. 

Kemudian, perseroan juga menyiapkan slope stability radar untuk mendeteksi perubahan atau pergerakan pada lereng permukaan dari waktu ke waktu, untuk memastikan keselamatan operasional penambangan.

“Serta mine operation system untuk memonitor proses dari perencanaan produksi, dan angkutan, realisasi produksi hingga pengeluaran batu bara dan penggunaan bahan bakar,” ujar Farida.

Lebih lanjut, perseroan juga akan membuka dua jalur pengangkutan batu bara menggunakan kereta, dari tambang Tanjung Enim untuk meningkatkan kapasitas angkut batu bara perseroan. 

Rute pertama yakni Tanjung Enim - Keramasan dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan akan selesai pada 2024, serta dan rute Tanjung Enim-Prajen dengan kapasitas yang sama dan akan selesai pada 2026.

(DES)

SHARE