Fast Food (FAST) Kantongi Pendapatan Rp5,86 Triliun di 2022
manajemen FAST berencana melakukan pembukaan 29 gerai baru KFC dan tiga gerai baru Taco Bell.
IDXChannel - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) berhasil membukukan pendapatan hingga Rp5,86 triliun di sepanjang 2022 lalu.
Nilai tersebut terhitung tumbuh sebesar 21 persen dibanding realisasi pendapatan pada 2021 yang masih sebesar Rp4,84 triliun.
Demikian disampaikan oleh PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), sebagai induk usaha dari FAST, yang digelar pada Selasa (27/6/2023).
Dengan kepemilikan saham sebesar 35,84 persen, pihak DNET turut menyertakan capaian kinerja perusahaan pengelola jaringan F&B dengan merek KFC dan Taco Bell itu dalam laporan keuangannya pada periode 2022 lalu.
"Sepanjang 2022 FAST menambah 13 gerai baru KFC (net) dan tiga gerai baru Taco Bell. Dengan demikian, jumlah gerai KFC pada akhir 2022 berjumlah 740 gerai dan Taco Bell sebanyak enam gerai," ujar ujar Direktur Utama DNET, Haliman Kustedjo, dalam paparan publik.
Sedangkan untuk tahun ini, menurut Haliman, pihaknya melalui manajemen FAST berencana melakukan pembukaan 29 gerai baru KFC dan tiga gerai baru Taco Bell.
Tak hanya FAST, DNET juga mengumumkan update capaian kinerja deretan anak usaha lainnya, seperti PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dengan kepemilikan saham sebesar 40 persen, dan PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) sebesar 25,77 persen.
Haliman menjelaskan, deretan anak usaha tersebut diharapkan dapat menopang kinerja DNET yang selama ini masih cukup mengandalkan kontributor utama dari bisnis serat optik lewat salah satu anak usahanya, yaitu PT Mega Akses Persada (MAP/ FiberStar).
Karenanya, sebagai backbone bisnis perusahaan, DNET kini telah berupaya menggenjot kinerja MAP, seiring keyakinan bahwa prospek bisnis layanan infrastruktur berbasis serat optik masih sangat menjanjikan.
Tak tanggung-tanggung, DNET menargetkan adanya penambahan sambungan pelangggan baru (Home Connected) hingga 500.000 unit, atau tumbuh sebesar 47,36 persen dari periode sama tahun lalu.
Target penambahan tersebut disesuaikan dengan asumsi gelaran kabel yang hingga akhir tahun nanti diperkirakan dapat mencapai kurang-lebih 42.832 km.
"Target tersebut kami dasarkan pada potensi pasar dan realisasi sambungan baru, yang per Desember 2022 mencapai 339.312 unit, atau ada pertumbuhan 25,8 persen dibanding realisasi 2021," tegas Haliman. (TSA)