MARKET NEWS

Fokus Diversifikasi Produk, Simak Analisis Saham Surya Biru Murni (SBMA)

Cahya Puteri Abdi Rabbi 11/02/2025 11:55 WIB

SBMA tumbuh cukup baik. Hal ini terlihat dari aset yang konsisten tumbuh sejak periode kuartal III-2021 hingga kuartal III-2024.

Fokus Diversifikasi Produk, Simak Analisis Saham Surya Biru Murni (SBMA). (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) optimistis dengan proyeksi pertumbuhan di tahun ini didukung oleh peningkatan kapasitas utilitas plant yang solid. Perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi pertumbuhan dan menyatakan siap menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang yang ada.

“Produk unggulan kami, seperti gas untuk medis, produk special gas, serta layanan jasa seperti leak test, hydrotest, vacuum test siap mendukung pertumbuhan perusahaan,” kata Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti dalam siaran pers, Selasa (11/2/2025).

Pada 2025, perseroan akan memfokuskan investasi pada tiga aspek utama yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk, dan penguatan sumber daya manusia (SDM). Wilayah strategis yang menjadi prioritas adalah Kalimantan Selatan dan Tengah, dengan tujuan untuk mendukung rencana pemerintah dalam pengembangan sektor oil and gas, mining, dan medical, yang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan.

Melihat potensi ini, Head of Research FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi mengatakan, sejak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 September 2021, SBMA tumbuh cukup baik. Hal ini terlihat dari aset yang konsisten tumbuh sejak periode kuartal III-2021 hingga kuartal III-2024.

Di samping itu, ekuitas perseroan konsisten tumbuh rata-rata 8,33 persen per tahun.

“Pendapatan konsisten tumbuh dari dengan rata-rata pertumbuhan 21 persen per tahun dan laba bersih juga konsisten tumbuh dari dengan rata-rata tumbuh 22 persen per tahun,” kata Wisnu.

Selain itu, Wisnu mengatakan, jika book value per share SBMA ada di Rp241, sedangkan harga di pasar yakni Rp118. Dengan demikian, posisi SBMA masih under value, artinya ada ruang penguatan kurang lebih 104 persen jika kembali ke harga wajarnya yang di level Rp241.

“Selain itu, dari sisi DER sebesar 0,19 persen, artinya jika kita bandingkan antara utang to equity-nya masuk kategori kecil. ROA SBMA dalam tiga tahun terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten,” kata Wisnu.

Senada, Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan, SBMA mencatatkan laba bersih sebesar Rp9,7 miliar sepanjang sembilan bulan di tahun lalu, tumbuh 106,3 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama di 2023. Hendra menyebut, perseroan memiliki keunggulan yakni posisinya yang strategis di Kalimantan, terutama dengan adanya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pertumbuhan industri smelter di wilayah tersebut.

“Fokus perusahaan pada pasar lokal menjadi keuntungan tersendiri, karena meskipun harga gas dunia naik, permintaan domestik yang kuat tetap mendukung kinerja,” ujar Hendra.

Sebagai produsen gas industri seperti acetylene, oksigen, nitrogen, dan argon, SBMA bergantung pada bahan baku dan energi dalam produksinya. Jika harga gas dunia, terutama LPG, LNG, atau bahan kimia seperti kalsium karbida untuk acetylene, mengalami kenaikan, biaya produksi perusahaan bisa meningkat dan berpotensi menekan margin keuntungan. 

“Namun, prospek pertumbuhan industri di Kalimantan tetap menjadi katalis positif yang dapat menjaga stabilitas bisnis SBMA ke depan,” kata Hendra.

(Dhera Arizona)

SHARE