FOMO Kejar Dividen TOTL, Kejebak ARB Berjilid-jilid
Harga saham emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) kembali anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada sesi I perdagangan Kamis (25/5).
IDXChannel – Harga saham emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) kembali anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada sesi I perdagangan Kamis (25/5/2023). Investor melepas saham TOTL usai periode ex date dividen pada Senin lalu (22/5).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.02 WIB, saham TOTL turun 6,94% ke Rp322/saham. Nilai transaksi Rp1,35 miliar dan volume perdagangan 4,29 juta saham.
Terdapat antrean jual di kolom offer di harga ARB sebanyak 214.264 lot atau setara dengan Rp6,91 miliar.
Dengan ini, semenjak ex date pada Senin, saham TOTL sudah ARB selama 4 hari beruntun atau ambles hingga 24,06 persen.
Angka penurunan tersebut sudah melebihi tingkat imbal hasil dividen alias dividend yield TOTL pada saat cum date pada 19 Mei 2023 di angka 23,58 persen. Dividend yield TOTL memang sangat menggiurkan dan termasuk elite club di BEI lantaran hanya ada belasan emiten yang memiliki yield di atas 15 persen.
Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari Rabu (10/5), TOTL menetapkan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp341 miliar untuk periode tahun buku 2022.
Nantinya, dalam pembagian dividen tersebut, pemegang saham TOTL akan menerima dividen per saham sebesar Rp100.
Adapun, dasar dari pembagian dividen tersebut berasal dari laba bersih emiten sebesar Rp91,68 miliar pada tahun 2022.
Artinya, angka dividend pay out ratio atau DPR dari pembagian dividen TOTL di periode ini mencapai 372 persen.
Amblesnya saham TOTL terjadi usai periode ex-date dividen, yaitu ketika investor tak lagi berhak menerima dividen, menandakan investor lama mulai melepas saham pasca cum-date untuk merealisasikan keuntungan.
Apabila para pemburu dividen atau dividen hunter tergiur dan mengalami Fear of Missing Out (FOMO) alias tidak mau ketinggalan dan membeli di harga saat cum date, bisa jadi investor tersebut terkena dividend trap, yakni jebakan dividend yield suatu emiten yang tampaknya tinggi dan menggiurkan, tetapi setelah memasuki masa ex-date harga sahamnya justru anjlok.
Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi (saat cum date) dan harus menyaksikan harga saham koleksinya malah merosot, dan dalam kasus TOTL ARB berjilid-jilid, pasca-cum date. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.