Garap Nikel, HRUM Siapkan Belanja Modal Jumbo Rp11 Triliun
PT Harum Energy Tbk (HRUM) menyiapkan USD687 juta, setara Rp11 triliun untuk belanja modal 2024.
IDXChannel - PT Harum Energy Tbk (HRUM) menyiapkan USD687 juta, setara Rp11 triliun untuk belanja modal 2024. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk bisnis nikel perseroan.
"Sekitar 95% akan digunakan untuk pengembangan bisnis nikel yang sudah ada dan sisanya akan digunakan untuk bisnis batubara," kata manajemen dalam materi publik expose yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/6/2024).
Kendati mengalokasikan dana jumbo, realisasi belanja modal yang terserap hingga 31 Maret baru USD17,4 juta. Dana itu digunakan untuk penambahan properti tambang dan pembelian kendaraan.
HRUM diketahui tengah melakukan tranformasi bisnis sehingga tidak terlalu bergantung pada batu bara. Pada 2024, target produksi dan penjualan batu bara perseroan antara 5,5-6,1 juta ton. Sementara rasio pengupasan tanah ditarget antara 11-11,5 kali.
Untuk nikel, perusahaan milik konglomerat Kiki Barki itu menargetkan produksi dan penjualan antara 500 ribu hingga 1 juta ton. Adapun target penjualan nikel dalam bentuk nickel pig iron (NPI) antara 23.800-28.000 ton serta nickel matte 38.000-42.000 ton.
Selain itu, manajemen juga mengungkapkan produksi nikel di smelter kedua PT Westrong Metal Industry (WMI) telah dimulai sejak awal tahun ini. Sementara, operasi penambangan bijih nikel akan dimulai pada paruh kedua tahun ini.
HRUM memiliki sumber daya nikel yang melimpah sehingga pasokan bahan baku lebih terjamin. Begitu juga dengan posisi smelter yang strategis.
"Lokasi smelter di IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial Park) memberikan kelebihan dari skala ekonomi, pengadaan material, infrastruktur, SDM, dan peluang ekspansi," katanya.
Selain itu, HRUM juga berkolaborsi dengan Grup Tsinghan, salah satu pemain industri nikel dan stainless steel raksasa dunia. Kolaborasi ini diharapkan bisa berlanjut, termasuk potensi ekspansi pada produk turunan nikel lain yang bernilai tambah.
Pada tahun lalu, HRUM memperoleh Rp14,3 triliun, naik tipis 1% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp14,1 triliun. Adapun laba bersih perseroan tercatat Rp2,3 triliun, anjlok sekitar 50% dibandingkan tahun sebelumnya.
(RFI)