MARKET NEWS

Garap Tambang Emas, Indika Energy (INDY) Gelontorkan Belanja Modal Rp4,48 Triliun di 2023

Atikah Umiyani/MPI 25/05/2023 17:35 WIB

PT Indika Energy Tbk (INDY) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2023 sebesar USD300 juta.

Garap Tambang Emas, Indika Energy (INDY) Gelontorkan Belanja Modal Rp4,48 Triliun di 2023

IDXChannel - PT Indika Energy Tbk (INDY) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2023 sebesar USD300 juta atau setara Rp4,48 triliun (kurs Rp14.949 per dolar AS). 

Mayoritas capek dibelanjakan untuk menggarap tambang emas. Hingga kuartal I-2023, realisasi capexnya mencapai USD22 juta.

"Paling besar capex ada di pertambangan batubara Awakmas karena kita dalam tahap pengembangan pada saat ini, selanjutnya di Indika Resources karena sekarang dalam tahap pengembangan. Selanjutnya IMP IMG dan Emits itu adalah berhubungan dengan bisnis line di renewable dan bisnis energi," terang Direktur dan Group Chief Financial Officer Retina Rosabai dalam Paparan Publik PT Indika Energy Tbk hari ini, Kamis (25/5/2023).

Adapun dari keseluruhan anak usaha, persentase realisasi capex terbesar berada di Indika Hold Co yakni sebesar 25 persen dari total capex 2023 senilai USD 1,2 juta. 

Selanjutnya disusul oleh Indika Multi Properti (IMP) sebesar 10,7 persen dari total capex 2023 senilai USD 21,3 juta. Sementara anggaran belanja modal untuk Awakmas sebesar 11,7 persen atau senilai USD14,2 juta.

INDY mencatatkan mencatatkan laba bersih USD58,92 juta atau setara Rp880,9 miliar di kuartal I 2023. Capaian itu turun dari periode yang sama tahun sebelumnya USD75,04 juta. Sedangkan laba inti perseroan tercatat USD82,7 juta atau turun sebesar 12,9 persen dari periode yang sama tahun 2022 yang tercatat USD95,1 juta.

Ia menuturkan, penurunan kinerja karena adanya pemberlakuan tarif royalti batubara yang baru untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang cukup tinggi dari 13,5 persen menjadi 34 persen di Kuartal I 2023. 

Tak hanya pembayaran royalti, sambungnya, penurunan laba juga disebabkan oleh income tax dan additional 10 persen yang disetorkan kepada pemerintah.

(DES)

SHARE