MARKET NEWS

Garuda Indonesia (GIAA) Bidik Laba Rp6,35 Triliun di Akhir 2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi 23/10/2023 14:47 WIB

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membidik laba bersih sebesar USD399 juta atau setara Rp6,35 triliun di akhir tahun ini.

Garuda Indonesia (GIAA) Bidik Laba Rp6,35 Triliun di Akhir 2023

IDXChannel - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membidik laba bersih sebesar USD399 juta atau setara Rp6,35 triliun di akhir tahun ini. Sejalan dengan target laba, perseroan juga optimistis jumlah penumpang naik 60 persen. 

“Target laba ini diharapkan bisa tercapai setelah berhasil melakukan restrukturisasi utang pada akhir 2022 dan adanya upaya penekanan biaya sewa pesawat,” kata Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra dalam keterangan resminya, Senin (23/10/2023).

Dia mengatakan, manajemen perusahaan saat ini tengah berfokus pada strategi penerbangan ke rute-rute yang menguntungkan, antara lain penerbangan Jakarta-Singapura dan Jakarta-Bali. 

Sebaliknya, rute-rute yang kurang menguntungkan, seperti Jakarta-Amsterdam telah mengalami pengurangan frekuensi dari tiga penerbangan, di mana dalam satu minggu hanya menjadi satu penerbangan.

Prospek kinerja perseroan, kata Irfan, diperkirakan akan terus meningkat pada semester II-2023. Faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ini, meliputi musim liburan kenaikan kelas, perjalanan umrah, serta periode puncak seperti Natal dan Tahun Baru. 

“Kami juga telah meningkatkan jumlah penerbangan umrah dari berbagai kota utama di Indonesia,” ujar Irfan.

Pada kuartal II-2023, GIAA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar USD33,6 juta atau setara Rp535,55 miliar, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatatkan rugi sebesar USD110 juta. 

Untuk meningkatkan kinerja, perseroan juga berharap dapat menerima tiga dari lima pesawat narrow body yang telah dipesan pada akhir kuartal III-2023. 

Yang juga mendukung pertumbuhan kinerja, yakni perseroan berhasil menurunkan harga sewa pesawat hingga 30-50% setelah restrukturisasi, dan kini hanya membayar biaya sewa pesawat sesuai dengan durasi pemakaian pesawat kepada lessor.

Pada akhir kuartal III-2023, Garuda Indonesia dan AirAsia telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang mencakup tiga bentuk kerja sama.

Ketiga kerja sama itu, yaitu dalam bidang kargo antara Garuda Indonesia dan Air Asia Group, codeshare antara Citilink dan Air Asia, serta maintenance, repairs, dan operations (MRO) pesawat. 

“Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kedua maskapai dan meningkatkan daya saing di industri penerbangan,” ujar Irfan.

Tak hanya itu, merger antara Pelita Air dan Citilink yang diharapkan akan selesai pada akhir 2023 juga dianggap dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi perusahaan. 

Hal ini diharapkan akan membuka peluang untuk meningkatkan sinergi operasional antara dua maskapai, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. 

“Dengan adanya merger ini, Garuda Indonesia Group akan lebih memperkuat posisinya di pasar penerbangan dalam negeri maupun internasional, sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan daya saing perusahaan secara keseluruhan,” tutur Irfan.

Irfan menambahkan, perseroan diprediksi akan mencatatkan laba USD589 juta pada 2024 mendatang. Kemudian, pada 2025 laba perseroan ditargetkan sebesar USD631 juta, dan sebesar USD647 juta pada 2026. 

(RNA)

SHARE