Gejolak Politik Tekan IHSG, Simak Strategi Analis untuk Investor
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan Senin (1/9/2025), meneruskan koreksi tajam sejak Jumat (29/8) lalu.
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan Senin (1/9/2025), meneruskan koreksi tajam sejak Jumat (29/8) lalu, seiring kepercayaan pasar yang terguncang akibat aksi demonstrasi besar-besaran pekan lalu.
Bagaimana investor sebaiknya bersikap menghadapi gejolak ini?
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga istirahat makan siang, IHSG turun 0,76 persen ke 7.770,98. Di awal pembukaan pasar, indeks acuan tersebut sempat merosot tajam ke 7.547,56.
Sebanyak 567 saham melemah, hanya 172 saham yang menguat, dan sisanya 217 saham stagnan.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menekankan pentingnya selektif bagi investor dalam menghadapi gejolak pasar akibat aksi demonstrasi pekan lalu. Ia menyoroti perbedaan dampak antar sektor.
“Investor perlu jeli melihat sektor-sektor saham yang tidak terdampak dari demo,” kata Michael, Senin (1/9/2025).
Menurut dia, sektor-sektor tertentu cenderung lebih tahan guncangan. “Biasanya nama-nama di sektor energi dan komoditas, untuk potensi yang paling bertahan,” kata dia.
Di sisi lain, Michael memperingatkan adanya risiko nyata bagi sektor yang langsung terdampak ekonomi. “Sementara yang memiliki dampak langsung ke ekonomi, seperti perbankan dan retailers, akan mengalami impact langsung,” tuturnya.
Michael lebih lanjut menilai, laju IHSG berpotensi terkoreksi pada September ini. Menurut dia, pergerakan indeks bulan ini punya pola historis yang cukup jelas.
“IHSG 80 persen historical koreksi di bulan September,” ujar Michael, Senin (1/9/2025).
Ia menambahkan, potensi koreksi tersebut usai mengikuti lonjakan tajam sebelumnya. “Menyusul kenaikan luar biasa pada Juli dan Agustus (yang naik 15 persen), maka potensi koreksi IHSG menang besar, di luar dari tekanan kondisi yang terjadi di dalam negeri,” kata dia.
Secara teknikal, Michael juga menyoroti sinyal pelemahan yang mulai terbentuk. “IHSG membentuk double top di atas, dan ini merupakan tanda koreksi yang cukup besar,” tuturnya.
Segendang sepenarian, Founder WH Project, William Hartanto, juga melihat prospek IHSG masih cenderung melemah. Ia menilai pergerakan indeks menunjukkan pola yang patut diwaspadai.
“Masih outlook melemah, seperti topik kita sebelumnya. Saya mencurigai IHSG bakal bikin double top, setelah dua kali gagal bertahan di atas 8.000, dan ini sudah terkonfirmasi karena IHSG tembus di bawah 7.800,” kata William.
Meski membuka peluang adanya pantulan jangka pendek, ia menekankan pentingnya strategi yang lebih defensif.
“Mungkin masih ada potensi rebound, tapi kalau pola seperti double top sudah terkonfirmasi, ada baiknya mengamankan sebagian cash untuk buy on weakness selama tren IHSG masih menurun,” kata dia.
Tekanan Pasar dan Pernyataan Presiden
Sebelumnya, pasar saham Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah melemah signifikan, pada Jumat (29/8/2025) pekan lalu, seiring eskalasi aksi politik di Jakarta yang menggoyahkan kepercayaan investor.
Ketegangan meningkat sehari setelah seorang pengemudi ojek online (ojol) tewas ditabrak mobil polisi dalam bentrokan usai demonstrasi di depan gedung DPR. Aksi itu dipicu sejumlah isu, termasuk soal gaji anggota dewan.
IHSG sempat anjlok hingga 2,3 persen pada awal perdagangan Jumat—kejatuhan intraday terdalam sejak 23 Juni—sebelum menutup sesi dengan pelemahan 1,53 persen.
Meski demikian, indeks acuan sempat menorehkan rekor tertinggi (all-time high/ATH) pada Kamis lalu.
Pada Kamis (28/8) pekan lalu, IHSG ditutup di level 7.952,09, yang menjadi rekor tertinggi penutupan. Di hari itu, IHSG juga sempat menyentuh level 8.000 lagi, tepatnya 8.022,76, menandai rekor ATH baru secara intraday.
Sebagai catatan, IHSG pertama kali menembus level 8.000 pada 15 Agustus lalu, ketika menyentuh 8.017,07 di perdagangan intraday.
“Setelah reli kuat sejak April, aksi protes belakangan ini memberi alasan bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung,” ujar Manajer Portofolio Allspring Global Investments di Singapura, Gary Tan, dikutip Reuters.
Kabar teranyar, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ketua umum partai politik dalam rangka menyikapi meningkatnya suhu politik di dalam negeri. Usai pertemuan, Prabowo membacakan pernyataan resmi dari pemerintah.
Bertempat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (31/8/2025), Prabowo meminta masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dengan damai hingga mencabut tunjangan bagi anggota legislatif. Dalam kesempatan tersebut hadir 8 ketua umum partai plus Ketua DPR, Puan Maharani dan Ketua MPR, Ahmad Muzani. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.