Gelar Musyawarah Anggota 2025, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Perkuat Kolaborasi Strategis
Musyawarah kali ini menjadi momentum refleksi atas perjalanan panjang AEI sebagai mitra strategis pembangunan pasar modal Indonesia sejak 1988.
IDXChannel - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menggelar Musyawarah Anggota 2025. Gelaran tersebut menekankan pentingnya kolaborasi dan kepemimpinan ESG sebagai fondasi masa depan pasar modal RI yang tangguh dan berkelanjutan.
Ketua Umum AEI, Armand Wahyudi Hartono mengatakan, musyawarah kali ini menjadi momentum refleksi atas perjalanan panjang AEI sebagai mitra strategis pembangunan pasar modal Indonesia sejak 1988.
“Selama lebih dari 37 tahun, AEI telah mendampingi emiten melewati berbagai era dari deregulasi, krisis finansial, hingga transformasi digital. Kini kita menghadapi tantangan baru yaitu bagaimana memimpin di tengah ketidakpastian dengan prinsip keberlanjutan,” kata Armand di Grand Ballroom Kempinski Jakarta pada Senin (2/6/2025).
Armand menekankan, investor tidak hanya mempertimbangkan kinerja keuangan, tetapi juga bagaimana perusahaan mengelola risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Dalam konteks ini, AEI memperkenalkan inisiatif pengembangan sistem ESG Scoring yang kontekstual dan berbasis keterbukaan informasi emiten, bekerja sama dengan Infovesta dan BATS International Group.
“Sistem ini akan membantu emiten meningkatkan transparansi, daya saing, dan kepercayaan investor,” ujar Armand.
Armand juga menyoroti berbagai terobosan sepanjang 2024 sampai saat ini, termasuk peluncuran klinik hukum dan perpajakan AEI, digitalisasi keanggotaan, penerbitan buku saku emiten, serta kemitraan dengan berbagai institusi dalam dan luar negeri.
“Upaya ini menjadi fondasi penting untuk mewujudkan AEI sebagai organisasi kelas dunia yang mendorong inklusi dan transformasi pasar modal Indonesia,” tutur Armand.
Lebih lanjut, Musyawarah Anggota AEI 2025 juga menjadi forum strategis dalam menentukan arah organisasi ke depan. Diharapkan, forum ini dapat melahirkan kepemimpinan baru yang progresif, agenda kerja yang berdampak nyata, dan jejaring kolaborasi yang semakin kuat lintas sektor.
(DESI ANGRIANI)