MARKET NEWS

Gelar Rights Issue Jumbo hingga Akuisisi, Bagaimana Prospek Saham TOWR?

Desi Angriani 13/07/2025 18:00 WIB

TOWR agresif memperkuat bisnis konektivitasnya melalui aksi akuisisi hingga rights issue jumbo senilai Rp5,5 triliun.

Gelar Rights Issue Jumbo hingga Akuisisi, Bagaimana Prospek Saham TOWR? (Foto: dok TOWR)

IDXChannel - Emiten Menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) agresif memperkuat bisnis konektivitasnya melalui aksi akuisisi hingga rights issue jumbo senilai Rp5,5 triliun. 

Berdasarkan riset terbaru Samuel Sekuritas, aksi ini diyakini akan menopang pertumbuhan kinerja TOWR hingga 2027 di tengah tantangan kompetisi harga dan integrasi XLSmart.

TOWR akan menambah kepemilikan sahamnya sebesar 20 persen di PT Daya Mitra Telekomunikasi (DATA) senilai Rp267,8 miliar pada 25 Juli 2025. 

Dengan aksi ini, total kepemilikan TOWR di DATA naik menjadi 60 persen dengan nilai investasi kumulatif mencapai Rp804 miliar atau sekitar 11 kali EV/EBITDA, atau 17 persen lebih murah dibanding emiten sejenis.

Selain itu, TOWR juga akan melakukan rights issue dengan rasio 1:6,19 pada harga pelaksanaan Rp680 per saham. 

Aksi korporasi tersebut berpotensi meraup dana segar Rp5,5 triliun dengan potensi dilusi 13,9 persen. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mempertahankan kepemilikan penuh atas anak usaha utamanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang akan dialokasikan untuk pelunasan utang.

"Aksi korporasi ini merupakan langkah strategis TOWR untuk mengamankan pertumbuhan kinerja jangka menengah, sekaligus meningkatkan kontribusi bisnis konektivitas B2B dan B2C di tengah tantangan industri," tulis analis Samuel Sekuritas Jason Sebastian Jumat (11/7/2025).

Kinerja kuartal I-2025 masih stabil

TOWR membukukan pendapatan Rp3,2 triliun atau tumbuh 5,3 persen secara tahunan hingga kuartal I-2025. Kinerja ini ditopang oleh kontribusi PT Inti Bangun Sejahtera (IBST) yang resmi dikonsolidasikan sejak kuartal III-2024

Meski demikian, rerata tarif sewa menara turun 3,9 persen yoy ke Rp12,3 juta sehingga membatasi pertumbuhan pendapatan. EBITDA tercatat Rp2,67 triliun dengan margin stabil 83,5 persen. Sementara laba bersih Rp803 miliar, turun 9,6 persen secara QoQ akibat kerugian kurs.

Ke depan, kebutuhan relokasi menara oleh XL Smart yang berupaya menyaingi Indosat diperkirakan akan menopang permintaan. Ini sekaligus mengimbangi potensi churn atau pengurangan sekitar 2-3 persen atau sekitar 700 menara mirip dengan dampak merger Indosat-Hutch.

Saham TOWR masih paling murah di sektor telekomunikasi

Dengan valuasi EV/EBITDA 2025F di 7,3 kali, TOWR dinilai sebagai saham termurah di sektor menara telekomunikasi. 

Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp1.300, dengan memberikan potensi kenaikan (upside) 89 persen dari harga saat ini. "Target ini mencerminkan rerating valuasi menuju rata-rata sektor 9,8x EV/EBITDA," tulis Jason.

Meski demikian, ada risiko utama bagi TOWR yakni kompetisi yang semakin ketat antar-operator sehingga dapat menekan tingkat keterisian menara (tenancy ratio), dan potensi churn dari integrasi XLSmart.

>

(DESI ANGRIANI)

SHARE