Gerak Saham Bank Besar usai BI Tahan Suku Bunga
Empat saham bank besar cenderung menguat pada Rabu (19/11/2025), melanjutkan tren positif sejak awal sesi.
IDXChannel – Empat saham bank besar cenderung menguat pada Rabu (19/11/2025), melanjutkan tren positif sejak awal sesi, di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.00 WIB, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,89 persen ke Rp8.475 per unit, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkerek 0,84 persen menjadi Rp4.830 per unit, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menghijau 0,50 persen ke Rp3.990 per unit.
Berbeda, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melemah 0,90 persen ke Rp4.420 per unit.
Penguatan saham perbankan tersebut mencerminkan bahwa keputusan BI menahan suku bunga sudah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, mengingat BI sebelumnya telah beberapa kali memangkas suku bunga sepanjang siklus pelonggaran sejak 2024.
Karena tidak ada kejutan kebijakan, sentimen terhadap sektor perbankan tetap stabil dan bahkan positif, setidaknya dalam jangka pendek.
Diwartakan sebelumnya, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75 persen, sebagaimana diperkirakan mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Keputusan ini ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang berlangsung pada 18-19 November 2025.
BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50 persen.
"Berdasarkan asesmen menyeluruh tersebut, Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 18 dan 19 November 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate tetap sebesar 4,75 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5±1 persen, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar Rupiah dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate," tutur Perry.
Langkah tersebut menandai sikap akomodatif BI dalam memacu pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjaga stabilitas rupiah.
Rupiah menjadi mata uang emerging market Asia dengan kinerja terburuk terhadap dolar AS tahun ini, dan terus melemah sejak awal Oktober hingga diperdagangkan mendekati rekor terendahnya.
Selain itu, langkah ini juga memperkuat tren penurunan suku bunga, setelah dalam RDG sebelumnya BI Rate berada di level 5,00 persen.
Diketahui, sejak September 2024 hingga September 2025, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak enam kali. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.