MARKET NEWS

Giliran Saham MKNT Sentuh Rp1, 7.400 Investor Terjebak

TIM RISET IDX CHANNEL 24/06/2024 12:21 WIB

aham PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) menjadi salah satu saham dengan harga terendah di bursa usai merosot ke Rp1 per saham.

Giliran Saham MKNT Sentuh Rp1, 7.400 Investor Terjebak. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) menjadi salah satu saham dengan harga terendah di bursa usai merosot ke Rp1 per saham hingga penutupan sesi I, Senin (24/6/2024).

Sebelumnya, MKNT juga sempat anjlok Rp1 per saham pada 12 Desember 2023 dan berayun di antara Rp1-Rp2 per saham sejak akhir Maret 2024.

MKNT masuk daftar efek dalam pemantauan khusus sejak 30 November 2023, dikenakan notasi kriteria 1 dan 5.

Notasi 1 berarti, mengutip aturan revisi PPK, harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51,00; dan dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5 juta dan volume kurang dari 10.000 selama 3 bulan terakhir.

Sementara, Notasi 5 adalah suatu emiten memiliki ekuitas negatif pada laporan Keuangan terakhir.

Ekuitas MKNT minus Rp19,24 miliar per 30 September 2023 dengan total kewajiban (liabilitas) Rp462,55 miliar. Perusahaan juga membukukan rugi bersih Rp7,95 miliar dalam periode tersebut.

Hingga 31 Mei 2024, ada sebanyak 7.423 pemegang saham MKNT. Masyarakat (dengan masing-masing kepemilikan di bawah 5 persen) menguasai 66,10 persen saham MKNT.

Mengutip website perusahaan, PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk berdiri pada tanggal 14 Juli tahun 2008 berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-46683.AH.01.01 tahun 2008. MKNT bergerak dibidang distributor produk telekomunikasi.

PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk dibentuk dengan tujuan untuk mengakomodasi kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia. Berfokus pada bisnis telekomunikasi, kegiatan bisnis perseroan mengacu pada tiga aspek yang sangat mendasar, yaitu perangkat keras telekomunikasi (Smartphone dan Tablet/ Pad), voucer prabayar, dan jaringan.

Sebagai informasi, mekanisme perdagangan di papan pemantauan khusus menggunakan full call auction (FCA) yang meniadakan penampilan bid-offer secara kontinyu dan memperjumpakan harga berdasarkan kuotasi bid-offer dalam jam tertentu berdasarkan volume match terbesar.

Ini mirip mekanisme prapembukaan dan prapenutupan.

Selain MKNT, saham emiten jasa konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) juga dibanderol di harga Rp1 per saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TOPS berada di level Rp1 perak hingga istirahat sesi I, Senin (24/6).

Saham TOPS condong berayun di antara level Rp1-Rp2 sejak 4 Juni 2024.

Kapitalisasi pasar TOPS tersisa hanya Rp33,33 miliar, dengan total aset perusahaan Rp1,59 triliun hingga akhir 2023.

Penurunan tajam saham TOPS terjadi usai masuk papan pemantauan khusus (PPK) sejak 31 Mei 2024 usai dikenakan kriteria nomor 1.

Saham TOPS memang kerap berada di level gocap (Rp50 per saham), yang dulunya menjadi batas harga bawah (kecuali untuk papan akselerasi), sejak awal 2020 silam.

Per 30 April 2024, ada sebanyak 15.067 pemegang saham TOPS, dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) menjadi salah satu di antara investor emiten yang melantai di bursa sejak 2017 silam.

Berdasarkan data BEI, Kejagung sudah menguasai 2 juta atau setara dengan 6 persen saham TOTL. TOTL merupakan salah satu saham sitaan Kejagung.

Totalindo membukukan kerugian Rp326 miliar selama 2023. Kerugian tersebut meningkat dibandingkan 2022 yang mencapai Rp94 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (4/6/2024), pendapatan TOPS sepanjang 2023 mencapai Rp343 miliar, anjlok 55 persen dibandingkan 2022 yang sebesar Rp762 miliar.

Demikian pula, saham transportasi taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAX) yang juga mondar-mandir di harga Rp1 perak selama sebulan belakangan.

Secara kinerja keuangan, TAXI mencatat pendapatan sebesar Rp915,25 juta pada kuartal I-2024. Jumlah ini turun 22 persen dibandingkan pendapatan TAXI sebesar Rp1,17 miliar di kuartal I-2023.

Perseroan mencatat rugi kotor sebesar Rp569,13 juta, turun 22,37 persen dari Rp733,28 juta. Kendati beban pokok pendapatan TAXI mengalami penurunan sebesar 22,51 persen dari periode sebelumnya Rp1,91 miliar menjadi Rp1,48 miliar per 31 Maret 2024.

Rugi usaha TAXI turun 33,70 persen dari Rp1,35 miliar menjadi Rp894,81 juta.

Emiten ini mencatat penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp45,33 juta per Maret 2024, turun 45,48 persen dari Rp83,15 juta per Maret 2023

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada akhir tahun lalu, manajemen mengatakan perseoran terancam gulung tikar jika kondisi keuangan terus merugi. Perseroan terus mengalami rugi sejak 2018 di mana pada tahun tersebut rugi bersih mencapai Rp836,82 miliar.

“TAXI Express akan mati di tahun 2024/2025 dengan kondisi terkini dan jika tetap dikelola seperti saat ini, emiten TAXI tidak akan bertahan sebagai perseroan. Bisnis yang dijalankan tidak akan bisa mendukung keberlanjutan dan RUPS 2023 belum mencapai Kuorum,” tulis perseroan dalam beleid undangan RUPS tertanggal 21 September 2023 lalu.

Tanpa adanya RUPS, pengurus juga mengatakan tidak memiliki legitimasi menjalankan perseroan.

“Tanpa pengurus, perseroan tidak dapat beroperasi. Pemegang saham masih bisa dapat sisa aset jika sepakat untuk melikuidasi perseroan saat ini, mungkin pemegang saham masih bisa mendapatkan sisa asset,” tulis perseroan.

Teranyar, manajemen TAXI juga telah menyampaikan undangan RUPST yang rencananya digelar pada 28 Juni atau Jumat pekan depan.

Saat ini, perseroan juga tidak memiliki pemegang saham pengendali. Pemegang Saham TAXI 99,99 persen kini dimiliki oleh individual atau masyarakat (dengan kepemilikan masing-masing di bawah 5 persen). (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE