MARKET NEWS

GMFI Rights Issue, Angkasa Pura Bakal Inbreng Aset Senilai Rp5,66 Triliun

Rahmat Fiansyah 12/12/2025 17:55 WIB

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) bakal rights issue dengan mendatangkan PT Angkasa Pura Indonesia sebagai investor baru.

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) bakal rights issue dengan mendatangkan PT Angkasa Pura Indonesia sebagai investor baru. (Foto: Dok. GMFI)

IDXChannel - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF AeroAsia (GMFI) bakal menggelar Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) jilid II alias rights issue. Dari aksi korporasi ini, perseroan membidik tambahan ekuitas sebesar Rp6,21 triliun.

PT Angkasa Pura Indonesia (API) akan bertindak sebagai pihak yang memperoleh pengalihan HMTD alias rights dari pemegang saham utama GMFI, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Namun, penyertaan modal API akan dilakukan dalam bentuk non-tunai alias inbreng.

Dalam prospektus terbaru yang diterbitkan Jumat (12/12/2025), GMF AeroAsia akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 90,05 miliar saham yang mewakili 70,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah PMHMETD II. Sementara harga pelaksanaan ditetapkan Rp69 per HMETD.

Garuda Indonesia selaku pengendali yang menguasai 25,15 miliar saham seri B GMFI atau 91,17 persen saham akan memperoleh hak sebanyak 82,1 miliar rights. GIAA menegaskan tidak akan melaksanakan haknya tersebut dan mengalihkan seluruhnya kepada API.

Sementara itu, API memastikan akan melaksanakan seluruh HMETD hasil pengalihan tersebut dalam bentuk inbreng aset. Inbreng tersebut dalam bentuk Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) di atas tanah Hak Pengelolaan (HPL) APL dengan Sertifikat Hak Pengelolaan seluas 972.123 meter persegi.

Aset tersebut berlokasi di Area GMF AeroAsia, Komplek Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Berdasarkan hasil penilaian, nilai aset tersebut mencapai Rp5,66 triliun.

"Saat ini, perseroan memiliki sewa lahan yang dibayarkan kepada API selaku pemilik lahan. Lahan tersebut memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) senilai kurang lebih USD300 juta, di mana sewa yang dibayarkan oleh perseroan kepada API memberikan tekanan pada profitabilitas perseroan," kata manajemen GMF AeroAsia dalam prospektus.

"Dengan demikian, inbreng atas lahan tersebut dapat menambah aset perseroan yang pada akhirnya menjadikan ekuitas perseroan menjadi positif serta mengurangi beban operasional perseroan dari pembayaran sewa," lanjutnya.

Sementara itu, sisa dana hasil rights issue dari publik rencananya digunakan untuk modal kerja, terutama memenuhi biaya operasional. Biaya tersebut mencakup pembelian bahan baku dan suku cadang untuk mendukung operasional perawatan pesawat, sehingga diharapkan proses perawatan dapat selesai tepat waktu.

Dengan asumsi seluruh pemegang saham menebus rights, maka API akan masuk dalam pemegang saham GMFI dengan porsi 64,33 persen dalam bentuk saham seri B. Sementara, GIAA akan memiliki 26,8 persen saham GMFI dengan rincian 19,7 persen saham seri A dan 7,12 persen saham seri B.

Adapun masyarakat akan memiliki 7,9 persen saham GMFI. Rinciannya, 5,69 persen saham seri B dan 2,21 persen saham seri A. Perseroan mengimbau investor publik untuk menebus rights karena berpotensi mendilusi kepemilikan hingga 76,79 persen.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE