MARKET NEWS

Goldman Sachs Proyeksi The Fed Pangkas Suku Bunga di 2024

Febrina Ratna 12/12/2023 06:36 WIB

Goldman Sachs memproyeksikan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada 2024.

Goldman Sachs Proyeksi The Fed Pangkas Suku Bunga di 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Goldman Sachs memproyeksikan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada 2024. Hal itu mendorong ekspektasi penurunan suku bunga pertama pada kuartal ketiga, dengan alasan meredanya inflasi.

The Fed kemudian bakal memangkas suku bunga lagi pada akhir tahun 2024 menjadi 4,875%, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 5,13%. Broker tersebut sebelumnya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Desember.

Meskipun data pada hari Jumat menunjukkan pasar tenaga kerja AS lebih kuat dari perkiraan, pelaku pasar bertaruh bahwa The Fed baru melanjutkan penurunan suku bunga tahun depan di tengah penurunan harga. Mereka memperkirakan pemotongan pertama akan terjadi pada Maret.

“Data pertumbuhan dan pasar tenaga kerja yang sehat menunjukkan bahwa pemotongan asuransi tidak akan terjadi dalam waktu dekat… Namun berita inflasi yang lebih baik menunjukkan bahwa normalisasi pemotongan dapat dilakukan lebih awal,” kata ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dalam catatan tertanggal 10 Desember dilansir dari Reuters, Selasa (12/12/2023).

Data inflasi bulan lalu menunjukkan harga konsumen AS tidak berubah pada Oktober karena masyarakat Amerika membayar lebih sedikit untuk bensin, dan kenaikan inflasi tahunan merupakan yang terkecil dalam dua tahun terakhir.

Goldman Sachs yakin beberapa pelaku pasar mungkin memproyeksi The Fed melakukan pemotongan lebih banyak dibandingkan sebelumnya sebagai respons terhadap berita inflasi. Namun pelaku pasar lainnya mungkin menahan diri untuk menghindari memproyeksi terlalu banyak pemotongan dalam waktu yang terlalu cepat.

“Perkiraan inflasi kami sendiri sedikit lebih rendah, namun peserta FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) kemungkinan masih memilih untuk mengambil tindakan dengan kurang optimis,” tambah Hatzius.

(FRI)

SHARE