GOTO Targetkan Pendapatan Bruto Capai Rp5,6 Triliun di Kuartal II-2022
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) targetkan pendapatan bruto di kuartal II-2022 di kisaran Rp5,3 - Rp5,6 triliun.
IDXChannel - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menyampaikan target pendapatan bruto di kuartal II-2022 akan berada Rp5,3 - Rp5,6 triliun.
Sementara pada kuartal I 2022 pendapatan bruto GOTO naik 53% menjadi Rp5,2 triliun, yang mencerminkan pertumbuhan take rate dari 3,5% menjadi 3,7% didorong oleh monetisasi pada segmen e-commerce dan on-demand yang lebih baik. Di periode ini, pendapatan bersih mencapai Rp1,5 triliun, naik 7,14% dari sebelumnya Rp1,4 triliun.
Adapun tahun lalu, pendapatan bruto GOTO tumbuh 45% yoy mencapai Rp17,1 triliun dari Rp 11,85 triliun, sementara pendapatan bersih naik 9% menjadi Rp5,30 triliun dari Rp 4,82 triliun.
CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan, perkembangan akses yang cukup kuat di kuartal pertama ini membuat akselerasi dan efisiensi dari profitabilitas terus berkembang. Dengan demikian, dia menargetkan pendapatan bruto akan terus meningkat.
"Untuk kuartal kedua tahun 2022, guidance kami untuk GTV berada di antara Rp142 - Rp150 triliun, kira-kira range nya sekitar segitu, dan juga untuk pendapatan bruto akan berada Rp5,3 - Rp5,6 triliun," ujar Andre dalam Konferensi Pers Kinerja GOTO, Senin (30/5/2022).
Menurut Andre, momentum pertumbuhan monetasi tersebut akan berlanjut di kuartal selanjutnya. Pertumbuhan juga dipercaya berasal dari sinergi investasi yang GOTO lakukan.
"Juga momentum dari hasil investasi sinergi kami untuk memperkuat efisiensi dari biaya yang dilakukan dari tim kami untuk efisiensi biaya operasional akan berlanjut," katanya.
Andre percaya, dengan sendirinya percepatan jalur untuk jalan profitabilitas akan menjadi fokus dari tim GOTO.
"Dan juga momentumnya sudah bisa dilihat di kuartal pertama dan kami kira akan terus berkembang di kuartal-kuartal sesudahnya," jelas Andre.
Berdasarkan data GOTO, rugi EBITDA pada kuartal I 2022 yang disesuaikan turun 14 basis poin menjadi Rp5,4 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (Q4-2021) sebesar Rp 6,2 triliun yang mencerminkan adanya tren penurunan kerugian berkat upaya monetisasi perusahaan yang lebih baik serta optimalisasi biaya pengeluaran.
Sementara itu, sepanjang tahun 2021, GTV perusahaan menembus Rp 461,60 triliun, naik 40% dibandingkan dengan Rp 330,18 triliun di 2020. Angka GTV ini setara dengan 2,72% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2021 sebesar Rp16.970,8 triliun sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS).
Perlu diketahui, GTV adalah metrik operasional yang mencakup jumlah nilai transaksi dari on-demand services; jumlah nilai produk dan jasa yang tercatat di platform marketplace e-commerce, dan nilai pembayaran yang diproses via platform fintech, tapi tidak termasuk nilai transaksi antar entitas di perusahaan yang dieliminasi saat konsolidasi.
Dari jumlah GTV ini, kontribusi bisnis on-demand services (mobilitas, pesan-antar makanan dan bahan kebutuhan pokok, dan logistik) mencapai Rp 50,31 triliun di 2021, naik 25,21% dari Rp 40,18 triliun, e-commerce senilai Rp 230,59 triliun, tumbuh 45,82% dari Rp 158,13 triliun, dan financial technology (fintech) sebanyak Rp 214,91 triliun, melesat 80% dari sebelumnya Rp 119,52 triliun.
Sementara itu, GTV pada periode 3 bulan atau kuartal I, Januari-Maret 2022, mencapai Rp 139,54 triliun, tumbuh 45,04% dari periode yang sama 2021 senilai Rp 96,21 triliun.
(IND)