Green Power (LABA) Berencana Rights Issue di 2025
PT Green Power Group Tbk (LABA) berencana melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada 2025 mendatang.
IDXChannel - PT Green Power Group Tbk (LABA) berencana melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada 2025 mendatang. Rencana aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi jangka pendek pertumbuhan bisnis perseroan.
Direktur Utama LABA William Ong mengatakan, rights issue direncanakan dilaksanakan berkisar antara Januari-Juni 2025. Nilai emisi rights issue perseroan yakni berkisar Rp100-Rp150 miliar.
“Masih dalam tahap diskusi tapi kami sudah engage dengan sekuritas. Namun, untuk lembaran saham yang akan diterbitkan masih didiskusikan,” kata William dalam Paparan Publik secara daring pada Selasa (24/12/2024).
Selain melaksanakan rights issue, untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, perseroan juga akan melakukan penyesuaian terhadap lingkup bisnis yang sudah dijalankan dan akan melakukan penambahan kegiatan usaha. Tak hanya itu, perseroan juga berencana untuk mendirikan tiga anak perusahaan lagi.
“Kami juga sedang menjajaki lahan baru untuk ekspansi, tapi belum bisa diekspos,” ujar William.
Belum lama ini, LABA menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama jual beli listrik dengan Presidente Da Região Administrativa Especial De Oecusse Ambeno (RAEOA), sebuah institusi pemerintahan di Timor Leste.
Perseroan akan berkolaborasi dalam pengembangan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya photovoltaic (PV) berkapasitas 5 megawatt (MW) dan battery energy storage system (BESS) yang berlokasi di Oecusse, Timor Leste. Kolaborasi tersebut di antaranya mencakup kepemilikan, perancangan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pembangkit listrik PV.
LABA akan merealisasikan rencana kolaborasi melalui pendirian perusahaan patungan yang bermitra dengan perusahaan lokal untuk mengoperasikan pembangkit listrik PV 5 MW ini pada tahap awal. LABA dan RAEOA juga sudah menyepakati harga energi yang nantinya dihasilkan untuk per kilowatt-hour (kWh).
(Dhera Arizona)