Grup Salim hingga Bakrie, Generasi Taipan RI Pimpinan Sejumlah Emiten
Seiring dengan perkembangan zaman, sejumlah wajah baru para penerus taipan menghiasi lansekap bisnis di Indonesia.
IDXChannel - Pasar modal Indonesia diisi oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia yang memiliki reputasi cemerlang dan bergerak di berbagai sektor.
Sejumlah perusahaan ini melahirkan nama-nama besar konglomerat di baliknya sebagai pendiri sekaligus pemilik berbagai kerajaan bisnis.
Seiring dengan perkembangan zaman, sejumlah wajah baru para penerus taipan menghiasi lansekap bisnis di Indonesia seiring kebutuhan regenerasi dan perkembangan zaman. Nama-nama konglomerasi seperti grup Bakrie, grup Salim, grup Lippo, grup CT Corp, hingga grup MNC mewarnai dinamika pasar modal RI.
Para penerus konglomerasi ini kemudian meramaikan dinamika pasar modal di Indonesia saat ini.
1. Armand Wahyudi Hartono
Armand Wahyudi Hartono adalah putra orang terkaya di republik ini. Ayahnya adalah Robert Budi Hartono, pemilik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan cucu dari Oei Wie Gwan, founder perusahaan rokok Djarum yang saat ini lebih dikenal sebagai Djarum Group.
Saat ini, ia menduduki jabatan Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Adapun, kapitalisasi pasar BBCA kini menjadi yang terbesar di bursa saham RI dengan nilai mencapai Rp1.127,97 triliun.
Selain BBCA, grup Djarum juga memiliki sejumlah emiten yang melantai di BEI, di antaranya menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Selain itu, ada juga beberapa emiten Grup Djarum yang didapat dari hasil merger maupun akuisisi, di antaranya PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) atau yang lebih dikenal sebagai jaringan supermarket RANC Market, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Selain itu, ecommerce yang baru saja melantai di bursa tahun lalu, PT Global Digital Niaga (BELI) atau yang lebih dikenal Blibli.
2. Agus Salim Pangestu
Agus Salim Pangestu merupakan putra kedua dari salah satu konglomerat Indonesia, yakni Prajogo Pangestu yang merupakan pendiri PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Saat ini, Agus Salim menjabat sebagai Direktur Utama BRPT sejak 2013. Adapun nilai kapitalisasi pasar BRPT di BEI mencapai Rp73,12 triliun.
Mengutip Okezone.com, sejumlah perusahaan ternyata juga dimiliki oleh Prajogo Pangestu, di antaranya Chandra Asri Petrochemical (TPIA) lewat merger antara Petrokimia Chandra Asri dengan Tri Polyta Indonesia. Nilai kapitalisasi pasar TPIA kini tercatat sebesar Rp.179,94 triliun.
Prajogo diketahui mengakuisisi 64,55 persen saham Tri Polyta Indonesia senilai Rp1,07 triliun melalui Barito Pacific yang diakuisisi pada 2008 silam.
Prajogo Pangestu juga merupakan pemilik PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) yang bergerak di bidang pengembangan, pengoperasian perkebunan, perdagangan dan pengolahan kelapa sawit dan minyak nabati. Prajogo memiliki 7,84 persen saham GZCO.
Tak hanya yang melantai di bursa, Prajogo juga memiliki Star Energy Group Holdings Pte Ltd. Perusahaan ini merupakan produsen energi panas bumi yang didirikan sejak 2012 dan juga menjadi bagian dari gurita bisnis Barito Pacific.
Pada 2018, saham yang diakuisisi untuk perusahaan ini mencapai 66,67 persen.
3. Angela Tanoesoedibjo
Angela Tanoesoedibjo merupakan putri pertama dari taipan media Hary Tanoesoedibjo. Angela merupakan potret sedikit perempuan yang mewarisi kerajaan bisnis generasi sebelumnya.
Angela Tanoesoedibjo saat ini lebih dikenal sebagai Wakil Menteri pariwisata dan industri kreatif (Wamenparekraf) ketimbang perannya dalam gurita bisnis sang ayah.
Hary Tanoesoedibjo sendiri tercatat merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia menurut Forbes di peringkat ke-39.
Meski demikian, Angela adalah salah satu penerus kerajaan media MNC group yang didirikan sang ayah. Gurita bisnis MNC grup yang kini tercatat melantai di bursa saham, di antaranya:
1. PT Media Investama Tbk (BHIT)
2. PT Global Mediacom Tbk (BMTR)
3. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
4. PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN)
5. PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV)
6. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY)
7. PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP)
8. PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP)
9. PT MNC Land Tbk (KPIG)
10. PT MNC Energy Investments Tbk (IATA)
4. Anindya Bakrie
Anindya Novyan Bakrie merupakan generasi ketiga dari pemilik grup Bakrie. Saat ini, Anin dipercaya menjadi penerus gurita bisnis keluarganya dengan jabatan sebagai Presiden Direktur Bakrie Group.
Perusahaan yang dibangun kakeknya sejak 1942 ini sudah memiliki sejumlah lini bisnis usaha. Beberapa emiten grup Bakrie tercatat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya:
1. PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR)
2. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
3. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)
4. PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA)
5. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
6. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
7. PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG)
8. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
9. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE)
10. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
11. PT Intermedia Capital Tbkk (MDIA)
12. PTVKTR Teknologi Mobilitas (VKTR)
5. Axton Salim
Axton Salim merupakan putra pertama dari salah satu konglomerat Indonesia, yakni Anthony Salim dan cucu dari Sudono Salim, founder Group Salim.
Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sejak tahun 2009. Selain INDF, gurita bisnis grup Salim yang terdaftar di BEI, di antaranya:
1. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
2. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
3. PT Medco Energi International Tbk (MEDC)
4. PT Bank Ina Perdana (BINA)
5. PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS)
6. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS)
7. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
8. PT Indofood Sukses CBP Makmur Tbk (ICBP)
9. PT Indoritel Makmur Tbk (DNET)
10. PT DCI Indonesia Tbk (DCII)
Axton juga tercatat sebagai direktur non-eksekutif di Indofood Agri Resources sejak tahun 2007 dan komisaris di SIMP pada periode yang sama dan sederet posisi direksi di anak perusahaan. Axton juga merupakan komisaris LSIP dan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia.
6. Anderson Tanoto
Anderson Tanoto adalah putra bungsu alias putra keempat dari Sukanto Tanoto, salah satu konglomerat Indonesia yang berada di urutan ke-18 menurut data terbaru Forbes.
Emiten milik taipan Sukanto Tanoto di antaranya PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU). Berdasarkan catatan Forbes, total kekayaan Sukanto Tanoto mencapai USD2,9 miliar.
Sukanto Tanoto sendiri merupakan pendiri dan juga pimpinan dari perusahaan Royal Golden Eagle (RGE). RGE sendiri merupakan sebuah perusahaan global di bidang manufaktur yang bergerak di bidang sumber daya alam.
Bisnis RGE mencakup beberapa area, yakni pulp dan kertas di bawah Asia Pacific Resources International Holding Ltd (APRIL) dan Asia Symbol).
Selain itu, minyak kelapa sawit melalui Asian Agri International Pte Ltd dan Apical, bisnis selusosa khusus dan serat viscose di bawah Bracell, Sateri dan APR serta eksplorasi dan produksi terminal LNG melalui Pasific Energy.
Asia Agri International Pte Ltd juga memiliki 31 persen saham di PT Estetika Tata Tiara Tbk (BEEF).
7. Grace Tahir
Grace Tahir merupakan perempuan penerus generasi kedua bisnis keluarga Tahir. Ayahnya, Dato' Sri Tahir, merupakan pendiri konglomerat Grup Mayapada sejak 1986.
Tahir masuk ke dalam daftar orang terkaya Indonesia pada 2019. Dia menempati posisi ke sembilan daftar orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan senilai USD4,2 miliar saat itu.
Sementara berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes, dia berada di peringkat ke-6, dengan kekayaan bersih sebesar USD5,9 miliar.
Mayapada Grup menjalankan bisnis dengan diversifikasi yang cukup luas di antaranya jasa keuangan, kesehatan, hotel dan real estate, ritel, media hingga pertambangan dan energi.
Berikut ini empat perusahaan Dato Sri Tahir yang telah melantai di BEI:
• PT Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA)
• PT Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk./Mayapada Hospital (SRAJ)
• PT Sona Topas Tourism IndustryTbk (SONA)
• PT Maha Properti Indonesia, Tbk (MPRO)
MAYA mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp5,68 triliun, sementara SRAJ sebesar Rp.7,86 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar SONA dan MPRO masing-masing Rp993,6 miliar dan Rp.43,35 triliun.
8. John Riady
John adalah cucu dari Mochtar Riady, pendiri dari Lippo Group. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Mochtar Riady mencapai USD1,45 miliar di posisi 29.
John Riady saat ini merupakan Direktur Utama PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada Maret tahun lalu.
Lippo Group mencatatkan 16 perusahaan di BEI. Mengutip laman resmi Lippo Group, ke-16 emiten itu terdiri atas:
1. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
2. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
3. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)
4. PT Siloam International Hospitals (SILO)
5. PT Link Net Tbk (LINK)
6. PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK)
7. PT Multipolar Tbk (MLPL)
8. PT First Media Tbk (KBLV)
9. PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU)
10. PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)
11. PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD)
12. PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI)
13. PT Star Pacific Tbk (LPLI)
14. PT Lippo Securities Tbk (LPPS)
15. PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI)
16. PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)
Lippo Group bergerak, antara lain di bidang properti, ritel, teknologi, telekomunikasi, dan multimedia, pendidikan, kesehatan, serta keuangan.
9. Putri Tanjung
Salah satu generasi baru dari kerajaan bisnis milik Chairul Tanjung di bawah naungan CT Corp adalah Putri Tanjung yang merupakan putri sang konglomerat.
Mengutip laman Linkedin miliknya, Putri menjabat di sejumlah perusahaan yang ia dirikan dan kembangkan, di antaranya Chief Executive Office Trans Digital Lifestyle Group, Founder dan CEO CXO CT Corp, dan Commissioner & Chief Experience Officer CT Corp.
Chairul Tanjung juga diketahui memiliki bisnis yang melantai di BEI di antaranya PT Bank Mega Tbk (MEGA). Kapitalisasi pasar MEGA saat ini telah mencapai Rp61,93 triliun.
Selain MEGA, CT juga merupakan pemilik emiten PT Allo Bank Tbk (BBHI) dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp35,75 triliun.
(RNA)