MARKET NEWS

Hanya 88 Saham yang Naik, Ini Biang Kerok IHSG Merosot 1,2 Persen

TIM RISET IDX CHANNEL 04/10/2023 11:06 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok bersama dengan bursa kawasan Asia-Pasifik dan Wall Street Amerika Serikat (AS).

Hanya 88 Saham yang Naik, Ini Biang Kerok IHSG Merosot 1,2 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok bersama dengan bursa kawasan Asia-Pasifik dan Wall Street Amerika Serikat (AS) seiring adanya kekhawatiran soal sikap hawkish Federal Reserve (The Fed).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/10/2023), pukul 10.43 WIB, IHSG ambles 1,21 persen ke posisi 6856,15. Hanya 88 saham naik, 452 saham turun, dan 163 saham stagnan.

Empat saham bank raksasa, yang biasa turut menopang pergerakan indeks, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,27 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) minus 0,47 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 0,95 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) merosot 1,23 persen.

Saham emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang memiliki kapitalisasi pasar (market cap) jumbo dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing minus 1,23 persen dan 1,21 persen.

Saham emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga membebani IHSG dengan turun 0,77 persen dan 0,84 persen.

Bursa Asia juga merah padam. Indeks Nikkei 225 ambles 2,09 persen dan Hang Seng Index turun 1,00 persen, Straits Times Index ambrol 1,48 persen.

Kemudian, bursa saham Asia (ASX200) minus 1,01 persen dan KOSPI Korea Selatan (Korsel) memerah 2,07 persen.

Turunnya bursa saham Asia-Pasifik mengekor Wall Street. Dow Jones Index ‘nyungsep’ 1,29 persen, S&P 500 Index minus 1,37 persen, dan Nasdaq Composite turun tajam 1,87 persen.

Indeks S&P 500 ditutup pada level terendah sejak 1 Juni pada Selasa waktu AS seiring data ekonomi membuat investor khawatir The Fed tampaknya perlu mempertahankan suku bunga tetap tinggi.

Indeks Dow berubah ke teritorial negatif untuk tahun ini untuk pertama kalinya sejak Juni dan berakhir pada level terendah sejak 31 Mei. Nasdaq juga ditutup pada level terendah sejak 31 Mei.

Data menunjukkan lowongan pekerjaan di AS secara tak terduga meningkat pada Agustus, memicu kekhawatiran tentang ketatnya pasar tenaga kerja menjelang laporan utama pekerjaan bulanan AS pada Jumat.

Investor terus mencermati imbal hasil (yield) US Treasury, yang mencapai level tertinggi 16 tahun pada Selasa, yakni di level 4,838.

Hanya 1 dari 7 hari terakhir imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terkoreksi.

“Skenario yang diasumsikan sebagian besar investor adalah The Fed pada akhirnya perlu memangkas suku bunga jangka pendek, dan kita akan kembali ke lingkungan suku bunga yang menguntungkan,” kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments, dikutip Reuters, Selasa (3/10).

“Tetapi investor melihat skenario yang berbeda sekarang – suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” imbuhnya. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE