Happy Cuan, Giliran Saham Properti CTRA-SMRA Cs Manggung
Harga saham emiten properti utama melompat hingga penutupan sesi I, Senin (8/5/2023).
IDXChannel – Harga saham emiten properti utama melompat hingga penutupan sesi I, Senin (8/5/2023). Akibat antusiasime investor, indeks sektor properti (IDXPROPERT) pun memimpin indeks sektoral.
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) melonjak 8,37 persen, tertinggi di antara yang lainnya, ke posisi Rp1.100 per saham. Ini membuat saham CTRA menguat selama 3 hari beruntun.
Di bawah CTRA, saham PT Surya Semesta Indonusa Tbk (SSIA) juga melesat 5,66 persen ke Rp448 per saham. Dalam sepekan, saham ini terapresiasi 6,16 persen.
Saham PT Intiland Development Tbk (DILD) ikut terangkat hingga 5,25 persen ke Rp181 per saham.
Tidak ketinggalan, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), hingga PT Modernland Realty Tbk (MDLN), masing-masing naik 5,17 persen, 4,69 persen, dan 4,23 persen.
Lebih lanjut, saham PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), hingga PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) masing-masing menghijau 4,14 persen, 3,09 persen, 2,53 persen.
Saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga menguat 2,34 persen dan 2,26 persen.
Adapun, IDXPROPERTI naik 1,96 persen ke posisi 717,23 hingga istirahat siang.
Menurut catatan riset Indo Premier yang terbit pada 4 Mei 2023, 4 pengembang utama (BSDE, CTRA, PWON, dan SMRA) mencatatkan laba inti secara agregat hingga Rp1,9 triliun atau tumbuh 55 persen secara tahunan (yoy) dan terkontraksi 19 persen secara bulan ke bulan (mom) per kuartal I 2023.
Angka pertumbuhan tahunan tersebut melampaui estimasi Indo Premier dan konsensus 28 persen/30 persen.
Secara umum, marjin kotor keempatnya membaik menjadi 56 persen atau naik 93 basis poin (bp) yoy, sedangkan marjin pendapatan berkala/berulang (recurring) naik menjadi 50 persen atau bertambah 505 bp yoy.
Menurut periset Indo Premier, sektor properti saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang menarik, terdiskon 75 persen terhadap NAV (Net Asset Value), lebih tinggi dibandingkan rerata 5 tahun 69 persen.
Risiko utama dari sektor properti, demikian jelas Indo Premier, adalah daya beli masyarakat dan pertumbuhan presales yang lesu menjelang tahun pemilu mendatang. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.