Harga Bahan Baku Melonjak, Kinerja Mustika Ratu (MRAT) Terdampak
di sepanjang periode tersebut MRAT mencatatkan rugi bersih sebesar Rp17,8 miliar.
IDXChannel - Kontraksi pasar diyakini menjadi masalah utama yang membuat kinerja PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) mengalami koreksi cukup dalam pada triwulan III-2022 lalu.
Sebagaimana dilansir dari laporan keuangan perusahaan, di sepanjang periode tersebut MRAT mencatatkan rugi bersih sebesar Rp17,8 miliar. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan catatan pada periode sama tahun lalu, di mana perusahaan masih mampu membukukan laba sebesar Rp336 juta.
"Di triwulan III terjadi penurunan sales karena kontraksi pasar, terutama di channel tradisional (consumers downsizing). Kenaikan biaya transport dan logistik, termasuk untuk ekspor, ikut membengkak," ujar Presiden Direktur MRAT, Bingar Egidius Situmorang, dalam keterangan resminya, Rabu (7/12/2022).
Namun demikian, menurut Bingar, pihaknya masih optimistis bahwa dalam menyambut triwulan IV-2022 dan tahun 2023, kinerja perusahaan dapat lebih dioptimalkan lagi lewat serangkaian kebijakan dan strategi kerjasama dengan berbagai pihak, di antaranya distributor baik domestik dan mancanegara, pemasok dan berbagai partner bisnis.
"Dengan kerjasama yang lebih intensif dengan berbagai pihak, termasuk juga kolaborasi baru, kami optimistis situasi akan segera membaik," tutur Bingar.
Hal senada juga turut disampaikan Direktur MRAT yang lain, yaitu Jodi Andrea Suryokusumo. Meski terjadi penurunan signifikan di sektor health product, namun penjualan dari sektor kosmetik terbukti telah memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan pada triwulan III ini.
"Di sisi lain, kami juga harus menanggung beban inflasi akibat adanya kenaikan bahan baku yang cukup signifikan yang membuat gross profit Perseroan menurun," ujar Jodi.
Selain itu, menurut Jodi, pihaknya terus melakukan efisiensi baik dari sisi manufacturing, distribusi hingga program marketing yang diharapkan akan berdampak positif pada kinerja Perseroan ke depannya. "Opsi kenaikan harga untuk beberapa produk tidak bisa dihindari, namun tentunya semua kenaikan harga bahan baku tersebut tidak serta merta akan dibebankan seluruhnya kepada konsumen,” tutur Jodi.
Hingga September 2022, penjualan MRAT turun 15 persen menjadi Rp217,9 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp255,9 miliar. Sementara, beban pokok penjualan menurun 12 persen dari Rp113,8 miliar di tahun 2021, menjadi Rp100,3 miliar di tahun 2022.
Alhasil, terdapat penurunan pada laba kotor MRAT yang semula sebesar 56% per September 2021 menjadi 54% per September 2022.
Memahami daya beli konsumen dan merespons kondisi pasar yang dinamis, Perseroan meluncurkan produk baru dengan harga yang lebih affordable yaitu Minyak Zaitun Aromatic Essential Oil kemasan 55 ml.
Minyak Zaitun skincare banyak-manfaat ini mempunyai khasiat extra untuk healing aromatic yang digunakan dalam berbagai situasi yang dialami konsumen.
Adanya dana yang diperoleh MRAT dari hasil divestasi aset tanah senilai Rp199,4 milyar menumbuhkan optimisme bahwa Perseroan akan mampu memaksimalkan potensi laba di kuartal IV dan di tahun-tahun mendatang. (TSA)