MARKET NEWS

Harga Batu Bara Melonjak, Prospek Saham ADRO Makin Menggiurkan?

Desi Angriani 12/10/2024 12:13 WIB

Harga batu bara naik tajam ke sekitar USD150 per ton, atau meningkat hampir 5 persen pada minggu pertama Oktober 2024.

Harga Batu Bara Melonjak, Prospek Saham ADRO Makin Menggiurkan? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga batu bara naik tajam ke sekitar USD150 per ton, atau meningkat hampir 5 persen pada minggu pertama Oktober 2024.

Kenaikan ini didorong oleh melonjaknya harga minyak, yang membuat banyak konsumen beralih ke batu bara sebagai alternatif energi. Apalagi curah hujan yang tinggi di China memperlambat produksi batu bara, sedangkan permintaan dari sektor industri justru meningkat.

Di saat yang sama, India mengalami penurunan produksi energi terbarukan hingga 16 persen dan produksi listrik berbasis batu bara naik 15 persen. Konflik yang berlangsung di Ukraina, terutama di kota tambang batu bara Vuhledar yang kini dikuasai Rusia, menambah kekhawatiran akan gangguan pasokan. 

Di samping itu, impor batu bara ke Eropa, terutama ke Belanda dan Belgia, melonjak drastis menjadi 3,46 juta ton pada Oktober, atau naik tajam dibandingkan 1,31 juta ton di bulan sebelumnya.

Adapun impor dari India dan China ini juga berpotensi meningkat untuk mempersiapkan kebutuhan energi di musim dingin ditambah dengan kemungkinan krisis energi yang berlanjut di Eropa.

"Hal ini mendorong para analis memperkirakan harga batu bara di sisa tahun 2024 akan bertahan di kisaran USD136 per ton," tulis riset Samuel Sekuritas, jumat (11/10/2024).

Berdasarkan proyeksi tersebut, Samuel Sekuritas merekomendasikan saham saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) di tengah kenaikan harga batu bara.

Saham ADRO dinilai masih menjadi pilihan menarik lantaran potensi peningkatan dividen spesial dari rencana spin-off bisnis batu bara termal mereka, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Secara detail, ADRO bakal melepas 99,99 persen saham AAI, dengan rentang harga terendah USD2,45 miliar dan maksimal USD2,63 miliar. Harga penawaran menggunakan volume weighted average price atau harga rata-rata tertimbang AAI.

"Saham ADRO tetap menjadi pilihan kami di tengah situasi ini, terutama karena rencana pemisahan unit bisnis AAI dan potensi dividen yang menggiurkan," tulis riset Samuel Sekuritas.

(DESI ANGRIANI)

SHARE