MARKET NEWS

Harga Batu Bara Membara Hampir 10 Persen Selama Sepekan

Maulina Ulfa - Riset 03/03/2024 09:20 WIB

Harga batu bara menguat 11,02 persen secara bulanan, setelah sempat turun menjadi USD115 per ton beberapa waktu lalu dan di level terendah sejak Mei 2021.

Harga Batu Bara Membara Hampir 10 Persen Selama Sepekan. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle mengalami kenaikan 9,72 persen, tembus level USD131 per ton pada penutupan perdagangan Jumat (1/3/2024).

Melansir laman Trading Economics, harga batu bara menguat 11,02 persen secara bulanan, setelah sempat turun menjadi USD115 per ton beberapa waktu lalu dan di level terendah sejak Mei 2021 karena penurunan permintaan. Batu bara berjangka di bursa Newcastle kini melonjak di level tertinggi dalam lebih dari satu bulan. (Lihat grafik di bawah ini.)

Data terakhir menunjukkan, impor batu bara termal melalui laut di Asia turun menjadi 77,65 juta metrik ton pada Januari. Jumlah ini turun 5 persen dari rekor tertinggi pada Desember.

Meskipun terjadi penurunan impor China dari bulan sebelumnya, jumlah tersebut masih 34 persen lebih tinggi dibandingkan Januari 2023. Hal ini dipicu oleh peningkatan permintaan pembangkit listrik tenaga panas karena penurunan produksi pembangkit listrik tenaga air dan keunggulan biaya dibandingkan batu bara dalam negeri.

India juga mengalami penurunan impor selama tiga bulan berturut-turut namun mengalami kenaikan sebesar 27,2 persen dibandingkan Januari 2023. Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan menunjukkan permintaan yang kuat terhadap batu bara termal.

Ke depan, India diperkirakan akan mengalami penurunan impor batu bara termal untuk pertama kalinya sejak pandemi ini, didorong oleh peningkatan produksi dalam negeri dan tingginya persediaan. Perkiraan menunjukkan penurunan impor sebesar 3-6 persen.

Ekspor Indonesia Menguat

Sementara itu, perkiraan pengiriman batu bara Indonesia untuk bulan Januari dan Februari menunjukkan peningkatan sekitar 24 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Indonesia juga memecahkan rekor penjualan batu bara tahun lalu. Pada 2023 secara keseluruhan, ekspor Indonesia mencapai angka tertinggi baru yaitu sebesar 504,6 juta ton. Jika laju ekspor yang pesat sepanjang tahun ini dapat dipertahankan, maka tahun 2024 akan menjadi angka tertinggi baru bagi ekspor emas hitam RI.

Ekspor batu bara termal dan bitumen termal Indonesia – yang digunakan dalam pembangkit listrik – berada pada jalur yang tepat untuk mencapai angka 90 juta metrik ton pada Januari dan Februari, naik 24 persen dibandingkan dua bulan yang sama pada 2023, berdasarkan data penelusuran kapal dari Kpler.

China, India, Korea Selatan, dan Filipina merupakan pasar utama bagi batu bara Indonesia pada tahun ini, masing-masing menyumbang 33 persen, 15 persen, 5,8 persen dan 5,1 persen dari total pengiriman batu bara sejauh ini.

Selain Jepang, pasar-pasar tersebut merupakan lima besar tujuan batu bara Indonesia pada tahun 2023. Dari segi volume, 29,4 juta ton yang dikirim ke China hingga Februari hampir 9 persen lebih sedikit dibandingkan yang dikirimkan pada dua bulan pertama 2023.

(YNA)

SHARE