Harga Batu Bara Naik Lagi, Saham UNTR hingga ADRO Kompak Hijau
Sejumlah saham batu bara lanjut menguat pada perdagangan Rabu (23/8/2023), seiring harga komoditas acuannya masih menghijau hingga Selasa (22/8).
IDXChannel – Sejumlah saham batu bara lanjut menguat pada perdagangan Rabu (23/8/2023), seiring harga komoditas acuannya masih menghijau hingga Selasa (22/8).
Saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) memimpin kenaikan sebesar 5,58 persen, usai naik 3,68 persen pada Selasa.
Di bawahnya, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menguat 1,36 persen, melanjutkan kenaikan sejak dua hari lalu.
Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menghijau, masing-masing 1,00 persen dan 1,40 persen.
Kemudian, saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) secara berturut-turut 0,56 persen dan 0,85 persen.
Tidak ketinggalan, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) terapresiasi 0,81 persen dan 0,88 persen.
Saham batu bara utama lainnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) menghijau 0,74 persen dan 0,61 persen.
Menurut data ICE Newcastle Barchart, dikutip Selasa (22/8), harga batu bara masih menguat 1,58 persen. di level USD166,75 per ton untuk kontrak Oktober 2023.
Pada perdagangan hari sebelumnya, Senin (21/8) harga batu bara untuk kontrak yang sama naik 0,89 persen di level USD 164,15 per ton.
Kenaikan ini juga melanjutkan tren kenaikan pada pekan lalu sebesar 2,97 persen pada penutupan perdagangan Jumat (18/8/2023).
Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Diketahui harga batu bara tertekan sejak akhir tahun lalu karena lesunya permintaan global.
Harga batu bara terkerek dipengaruhi sentimen tingginya impor China dari Australia, juga permintaan India yang kembali membaik, dan potensi pemogokan serikat kerja gas alam cair (LNG) di Australia.
Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporannya empat minggu lalu memprediksi China, India, dan negara-negara Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 3 dari setiap 4 ton batubara yang dikonsumsi di seluruh dunia sepanjang 2023.
Di China, peningkatan konsumsi batu bara juga didukung oleh peningkatan konsumsi listrik.
Adapun total konsumsi listrik bulan Januari hingga Juni tahun ini di China mencapai sekitar 4.300 terawatt-jam (tWh), meningkat sebesar 5 persen dibandingkan tahun lalu, menurut data dari Administrasi Energi Nasional (NEA).
Cuaca musim panas yang terik, dan meningkatnya penggunaan AC serta peralatan pendingin lainnya, telah mendorong peningkatan pesat dalam permintaan listrik di negeri Tirai Bambu.
Di Australia, salah satu produsen batu bara terbesar, Whitehaven Coal, melaporkan kenaikan produksi pada Juni 2023.
Produksi run-of-mine (ROM) yang dikelola pada kuartal bulan Juni sebesar 5,1 juta ton, naik 19 persen dibandingkan kuartal Maret.
“Selama tahun fiskal 2023, volume produksi dan penjualan dipengaruhi oleh banjir pada kuartal pertama tahun ini, dipengaruhi juga karena perubahan cuaca, kekurangan tenaga kerja, dan kendala operasional di Maules Creek. Namun, kuartal Juni yang lebih kuat dibandingkan dengan periode Maret membantu mewujudkan target 2023 terutama untuk produksi dan penjualan,” kata Paul Flynn, Managing Director dan CEO Whitehaven Coal.
Sementara di Indonesia, Kementerian ESDM dilaporkan pada hari Jumat (18/8) menetapkan harga referensi batubara bulanan untuk bulan Agustus turun 6 persen dari bulan sebelumnya pada USD 179,90 per ton karena melimpahnya pasokan yang membebani harga global. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.